Dari kiri: dr. Arif Tajali, M.Kes (Wadek I FK Unimus), Prof. Dr.Edi Suandi Hamid (Majelis Dikti PP Muhammadiyah), Prof. Dr.Masrukhi, M.Pd (Rektor Unimus), Presiden International University of Health and Welfare (IUHW) Narita Jepang dan Prof. Lincoln Arsyad, PhD (Ketua Majelis Dikti Litbang PP Muhammadiyah)

Jepang │ (17/11/2017).  Universitas Muhammadiyah Semarang  terus merealisasikan program internasionalisasinya sesuai dengan visi dan misi yang diusungnya. Setelah kerjasama dengan beberapa perguruan tinggi di Malaysia, Thailand, Korea Selatan, dan Taiwan, saat ini dilakukan penjajagan dan realisasi kerjasama dengan dua universitas  di Jepang yaitu International University of Health and Welfare  (IIHW) yang berkampus di Narita dan Jichi Medical University yang berkampus di Tachigi. Kerjasama ini khususnya dalam pengembangan bidang kedokteran dan bidang kesehatan. Dipilihnya bidang ini mengingat negara ini sudah sangat maju di bidang kedokteran dan kesehatan.  Di bawah payung Majlis Pendidikan Tingggi Penelitiandan Pengembangan Pimpinan Pusat Muhammadiyah, kerjasama yang inten segera akan dilaksanakan. Beberapa bentuk kerjasama itu adalah Research collaboration, collaboration in scientific events, serta student mobility.

Kerjasama di bidang student mobility, skemanya adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Unimus dapat melakukan alih kredit untuk menjadi mahasiswa International University of Health and Welfare (IUHW) Jepang.  Mahasiswa yang sudah menempuh satu tahun belajar di FK Unimus dapat melanjutkan tahun-tahun berikutnya di IUHW, setelah melakukan matrikulasi penguasaan bahasa Jepang terlebih dahulu selama selama satu semester. Kegiatan matrikulasi ini dilaksanakan antara bulan September sampai bulan Maret tahun berikutnya di Jepang. Selama matrikulasi pembinaan penguasaan bahasa Jepangini, mahasiswa akan memperoleh living cost sebesar 40.000 yen, atau setara dengan Rp. 5.000.000 per bulan. Setelah dinyatakan lulus pada kegiatan matrikulasi ini mulailah menempuh perkuliahan selama 6 tahun untuk mencapai gelar sarjana pendidikan dokter. Selama enam tahun tersebut akan diberikan beasiswa dari International University of Health and Welfare sebesar 80.000 yen atau setara dengan Rp.10.000.000 per bulan. Setelah menempuh pendidikan selama 6 tahun tersebut, diharuskan melakukan praktek co as selama dua tahun di rumah sakit milik universitas. Pada saat praktek co-as (internship) di rumah sakit ini akan memperoleh gaji antara 200.000 sampai 400.000 yen, atau sekitar Rp.30.000.000 sampai Rp. 40.000.000 per bulan. Bagi mahasiswa yang memperoleh beasiswa maka tidak dikenakan pembayaran tuition fee sama sekali.

Selanjutnya mengenai biaya tempat tinggal di sekitar universitas yang lokasinya di daerah pinggiran Jepangitu, jika berada tinggal di apartemen akan dikenakan biaya antara 20.000 yen atau antara Rp.2.000.000 sampai Rp. 3.000.000.  Kecuali jika tinggal pada dormitory milik universitas hanya akan dikenaik biaya 8.000 yen atau sekitarRp. 960.000 per bulan. Pada  IUHW belum tersedia dormitory, jadi seluruh mahasiswa harus tinggal di apartemen-apartemen di sekitar kampus. Sedangkan Jichi Medical University memiliki dormitory yang sangatmemadai, akan tetapi diperuntukan bagi mahasiswa post graduate. Atas dasar pengalaman para mahasiswa Indonesia, living cost bagiseorangmahasiswa  di Jepang berkisar antara Rp. 4.000.000 sampai Rp.5.000.000 .

Pihak pimpinan universitas baik dari IUHW maupun Jichi Medical University sangat mengapresiasi kerjasama dengan perguruan tinggi Muhammadiyah di Indonesia, khususnya dengan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang. Jika kerjasama ini sudah berjalan dengan baik, maka selanjutnya akan dibingkai dengan penandatangan nota kesepahaman secara U to U.

Reportase Rektor Unimus dari Jepang          

Loading