Trainer dan Peserta Short Course mendemonstrasikan praktik Resusitasi Jantung Paru

Semarang | (12/05/2016) Kegawatdaruratan medik dibidang  kedokteran gigi merupakan sebuah kasus yang dapat dijumpai dalam proses perawatan gigi. Walaupun insidensi kasus menurun dalam beberapa waktu ini, namun dokter gigi harus tetap mampu untuk melakukan penanganan agar tidak berlanjut menimbulkan resiko yang fatal. Oleh karena itu, diperlukan adanya upgrading skills demi membekali para dokter gigi agar mampu memberi perawatan pertama kegawatdaruratan medik, terutama dibidang kedokteran gigi, sebagai bekal dalam pelaksanaan praktek kedokteran gigi sehari – hari.

Menyikapi hal tersebut Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus) mengadakan pelatihan Basic Life Support for Dental Practice. Kegiatan ini diselenggarakan di Gedung Nursing Research Centre (NRC) Unimus dengan narasumber dari AGD 118 Jakarta. Peserta yang mengikuti short course ini terdiri dari 47 mahasiswa dan 4 staff pendidik.

Peserta short course mengikuti demonstrasi praktik transportasi pasien

Pelatihan menghadirkan trainer yayasan AGD 118  yang juga dosen Unimus Ns. Ahmad Mustofa, M.Kep dan Ns. Chanif MNS yang  menyampaikan materi dasar-dasar Basic Life Support. “Monitoring dan evaluasi merupakan poin dasar guna menilai derajat keparahan yang ditimbulkan pada pasien akibat gangguan keseimbangan pada kasus kegawatdaruratan medik. Langkah ini penting untuk dipahami dan digunakan sebagai bekal untuk terjun di tengah masyarakat guna mampu dengan cepat mengidentifikasi adanya kondisi tertentu yang dapat mengancam jiwa” papar Mustofa. Sementara itu dalam paparannya Chanif menyampaikan bahwa Basic Life Support adalah tindakan penanganan yang dilakukan dengan sesegera mungkin dan bertujuan untuk menghentikan proses menuju kematian. “Tujuan utamanya adalah guna melindungi organ vital seperti otak dari kerusakan yang irreversibel akibat hipoksia akibat peredarah darah yang tidak adekuat ke organ tersebut. Hal ini harus segera dilakukan karena bila terlambat dalam memberi penanganan, maka dapat mengancam jiwa pasien” tandas Chanif.

Dalam short couse ini, diharapkan mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Muhammadiyah Semarang dapat belajar dan mempraktekan bagaimana penanganan kasus kegawatdaruratan medik bidang kedokteran gigi yang perlu diintervensi sesegera mungkin, salah satunya dengan identifikasi monitoring dan evaluasi kondisi pasien serta pemberian perawatan Basic Life Support. Bekal ini penting untuk mereka sebelum terjun melanjutkan studi dalam program profesi kedokteran gigi pada proses pendidikan profesi.

Loading