Peserta workshop mengikuti paparan pembicara

Semarang | Unimus (10/07/2018) Sumber daya unggul dihasilkan dari pendidikan yang unggul dengan guru-guru yang unggul, dan guru-guru yang unggul hanya dihasilkan melalui Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) yang unggul. Unsur utama pendidikan guru adalah dosen, maka dosen harus menjadi model bagi mahasiswa calon guru. Sehingga dosen harus mampu memberikan contoh baik bagi mahasiswa calon guru, dalam melaksanakan tugas keprofesiannya, termasuk strategi melaksanakan pembelajaran di kelas.

Dr.rar.Nat. Asep Supriatna, M.Si memaparkan materi

Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus) sebagai salah satu penyelenggara LPTK memiliki tiga program studi jurusan kependidikan juga mengembangkan. program Penugasan Dosen di Sekolah (PDS) dengan menugaskan dosen untuk mengajar di sekolah dan berkolaborasi dengan guru kelas. Guna mempersiapkan dosen yang akan di tugaskan mengajar di beberapa sekolah, Unimus menggelar “Workshop Pembelajaran Kolaborasi”, di Gedung Laboratorium Kesehatan Unimus Jl. Kedungmundu raya No. 18 Semarang (10/7/2018)

Disebutkan oleh Ketua panitia, Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) Dr. Eny Winaryati, M.Pd memaparkan bahwa workshop terselenggara sebagai bagian dari Program Hibah PDS yang diperoleh FMIPA dengan pendanaan dari Kemenristekdikti. “Program Penugasan Dosen di Sekolah membutuhkan komitment dosen untuk mengalami dan menjadi guru di sekolah mitra baik SD, SMP, SMA dan SMK” paparnya. “Pembelajaran kolaborasi akan mengajarkan kepada dosen dan guru sekolah mitra untuk berkolaborasi dalam pembelajaran di kelas mulai dari penyusunan rencana pembelajaran, melaksanakan pembelajaran di kelas dan melakukan evaluasi” tambahnya. Workhsop diikuti oleh 40 peserta yang terdiri dari 10 dosen program studi pendidikan Unimus.  guru berapa sekolah di sekitar Unimus dan 30 guru serta kepala sekolah dari 5 sekolah mitra. Hadir sebagai narasumber, Dr.rar.Nat. Asep Supriatna, M.Si. pakar Lesson Study dari UPI Bandung.

Asep memaparkan bahwa pembelajaran yang baik adalah yang bisa memenuhi keperluan siswa dimasa depan agar menjadi lebih produktif, sehingga kolaborasi dosen dan guru di sekolah diperlukan untuk menghasilkan sistem pembelajaran yang inovatif. “Permasalahannya adalah bagaimana melakukan pembelajaran yang memenuhi keperluan setelah anak dewasa lebih produktif, sehingga melalui kolaborasi dosen dengan guru di sekolah menghasilkan pembelajaran yang inovatif yang bisa memenuhi tuntutan zaman ketika anak dewasa” tambahnya. “Andaikan kolaborasi terjadi, lanjutnya, diharapkan guru mendapatkan inspirasi dari bagai mana meningkatkan kualitas pembelajaran, kemudian dosen mendapatkan pengalaman nyata, kenyataan kejadian pembelajaran di sekolah, sehingga ketika dosen mengajar pada perkuliahan betul-betul menyiapkan calon guru sesuai yang dibutuhkan di lapangan” tambahnya.

 

Reportase UPT Humas & Protokoler

Loading