Kunjungan KKL Prodi Teknologi Pangan Unimus di PT Yakult

Wilayah Jawa Timur dan Bali masih menjadi daya tarik bagi Kuliah Kerja Lapangan (KKL) mahasiswa Prodi Teknologi Pangan Unimus, disamping beragamnya industri pengolahan pangan juga ragam seni, budaya, dan keindahan alamnya. Kegiatan KKL mahasiswa angkatan 2016 sebanyak 40 mahasiswa diketuai oleh Dewi Apriliya Saras Anwar didampingi 2 dosen yaitu Dr. Ir. Nurrahman MSi dan M. Yusuf PhD, berangkat menuju Surabaya diteruskan ke Bali tanggal 13-19 November 2018.

Dr. Nurhidajah, MSi selaku Kaprodi dalam pembekalan KKL dan pelepasan rombongan menyampaikan nilai strategis KKL bagi mahasiswa. “Pengembangan dan perkembangan ilmu di kampus selalu diiringi dengan pengembangan praktikalnya di dunia industri. Lihat  dan catat apa yang anda temukan di industri pangan, apa yang sudah dan belum diterapkan di sana. Kemudian diskusikan dan jawab penyelesainnya. Hasil dari KKL juga dapat menginsiprasi untuk melakukan riset pengembangannya,” paparnya. Ditambahkan oleh M Yusuf PhD, “Terdapat 5 industri pangan yang dikunjungi oleh mahasiswa, yang terbagi ke dalam kelompok industri pangan modern yaitu PT Charoen Pokphand, PT Yakult, PT Campina di Mojokerto dan Surabaya, PT Bali Maya Permai di Negara Bali dan kelompok industri tradisional (home industry) perusahaan Pie Susu Menik di Bali.”

Kunjungan KKL Prodi Teknologi Pangan Unimus di industri Ice Cream Campina

Kunjungan industri yang pertama yaitu di PT. Charoen Pokphand Surabaya. PT Charoen yang pada awalnya hanya begerak di bidang on farm yaitu pemeliharaan unggas sekarang sudah berkembang hingga ke bidang usaha off farm yang memproduksi frozen food. Mahasiswa dapat belajar di proses produksi mulai dari pemotongan ayam, pembuatan produk nugget dan sosis hingga pengemasan produk. PT Charoen merupakan perusahaan the leading industry di sektornya. Kunjungan kedua di PT Yakult Indonesia yaitu Perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi susu fermentasi di Mojokerto Jawa Timur. Perusahaan Yakult mulai produksi pada tahun 1991 dan mampu menghasilkan 4 juta botol per hari. “Kami dapat belajar membuat susu fermentasi mulai dari proses kulturisasi bakteri L. Casei strain shirota hingga pengemasan produk. Bahan baku yang digunakan dalam proses pembuatan yakult ini yaitu susu skim, bakteri, glukosa dan air. Sedangkan bahan yang diguanakann untuk membuat botolnya menggunakan polystirene resine dengan sistem injection blow molding,” Jelas mahasiswa M. Dedi Khorniawan.

Peserta KKL yang lain Endah Wahyuningrum menambahkan, “Kami juga melakukan kunjungan industri ke PT Campina Ice Cream Industry di Surabaya, dimana kami dapat belajar membuat ice cream yang lembut yaitu mengatur formula sistem emulsinya dengan bahan-bahan yang berkualitas tentunya.” Perusahaan yang didirikan 46 tahun silam ini memproduksi ice cream beraneka ragam disesuaikan dengan segmennya. Untuk segmen anak-anak terdapat merk Fantasy, Didi Cup, dan Blue Jack. Pada segmen remaja ada Concerto dan Tropicana, sementara untuk segmen dewasa Bazooka dan Hula-Hula. Juga terdapat segmen keluarga seperti Family pack dengan berbagai rasa dan ukuran. Untuk acara-acara special, ice cream cake yang akan melengkapi kemeriahan. “Inovasi tebaru dari Campina dengan menghadirkan ice cream LuVe Litee yang merupakan ice  cream low fat dan 100% non-dairy pertama di Indonesia. Produk LuVe Litee pun menjadi pilihan utama bagi konsumen yang menjalani diet, bergaya hidup vegan dan lactose intolerance,” tambahnya.

Kunjungan KKL Prodi Teknologi Pangan Unimus di Pie Susu Menik Bali

Rombongan KKL melanjutkan kunjungaan industri ke PT. Bali Maya Permai food canning industry di Negara Bali. Perusahaan yang beroperasi sejak pada tahun 1978 dengan kapasitas produksi 80 ton per hari ini merupakan produsen makanan hasil laut yang dikalengkan. Ada tiga kategori produk yaitu sarden, tuna, dan mackerel. “Dalam kunjungan di perusahaan ini mahasiswa di jelaskan proses dari receiving, penyimpanan bahan baku, pengolahan, penggudangan hingga distribusi dengan prinsip cara penanganan yang baik dan benar (good practices),” jelas Fuady Shobur.

Sabtu (17/11) mahasiswa melakukan kunjungan industri terakhir yaitu di jenis pangan tradisional oleh-oleh khas Bali yaitu Pie Susu di home industry Menik, melihat proses pencampuran bahan, pencetakan, pemanggangan, dan pengemasan. Setelah di perusahaan sebelumnya mahasiswa belajar pada perusahaan pangan skala besar atau industri modern, di sini mahasiswa dapat belajar mengolah pangan tradisional skala industri kecil (UKM). “Standar pengolahan pangan pada prinsipnya sama yaitu memperhatikan cara pengolahan yang baik (good manufacturing practices) dan pada aspek keamanan pangan harus bebas dari kontaminan baik kimia, fisik, maupun biologi. Pada perusahaan modern efisiensi sangat diperhatikan sehingga loss biaya dapat ditekan. Faktor peralatan yang modern tentukan dapat meningkatkan standar mutu pada industri pangan modern,” jelas Nurur Rizqi Penta.

“Di tengah penat perjalanan yang cukup jauh dan pemandangan peralatan-peralatan industri saat kunjungan pabrik kami cukup terhibur dengan keakraban sesama mahasiswa dan keindahan pemandangan sepanjang perjalanan, termasuk penyeberangan dengan Fery di selat Bali. Obyek wisata di Bali seperti Tanah Lot, Pandawa, GWK, Danau Bedugul dan Pura Ulun Danu tak kami lewatkan dalam kunjungan. Untuk me-refresh kembali kesegaran pikiran,” terang Dewi Apriliya, ketua KKL.  “Masih ada tugas pembuatan laporan KKL lho…,” seloroh mahasiswa yang lain. “Siap, kata kuncinya industri pangan modern dan tradisional,” kata ketua memberi semangat kepada rekan mahasiswa. “Alhamdulillah..” (Dio dan Team/Gus admin)

 

Loading

Leave a Reply