Bupati Pacitan Dr. Drs. Indartato, MM menceritakan kisah hidupnya yang inspiratif

Semarang │Unimus (9/09/2019) Mahasiswa Baru Unimus patut berbangga karena mendapat suntikan motivasi dari tokoh inspiratif Bupati Kabupaten Pacitan Jawa Timur Dr. Drs. Indartato, MM dalam kegiatan “Stadium General”. Kuliah umum bertajuk “Perguruan Tinggi di Era Industri 4.0” diselenggarakan sebagai salah satu rangkaian kegiatan Masa Ta’aruf (Masta) mahasiswa baru Unimus tahun akademik 2019/2020 yang dilangsungkan di Gedung Serba Guna Unimus. Acara dibuka Rektor Unimus Prof. Dr. H Masrukhi MPd dengan moderator Dekan Fakultas Ekonomi Unimus Dr. Hardiwinoto SE, MSi ini dirasa cukup menginspirasi mahasiswa baru. Narasumber merupakan Bupati dua periode yang merintis karir mulai dari posisi paling bawah sebagai sopir Bupati di Kabupaten Pacitan.

Pada kesempatan stadium general mahasiswa baru Unimus, Bupati dengan berbagai penghargaan atas prestasinya mengembangkan daerah yang dipimpinnya berbagi motivasi dan kiat sukses di era industri 4.0. Bupati memberikan motivasi dengan bercerita mengenai kisah hidupnya. “Saat sekolah suatu hari saya makan di warung hanya dengan lauk tempe dan kerupuk, melihat seorang sopir pesan makan lauk mewah saat itu yaitu daging ayam dan sejenisnya. Sehingga saya punya niat jadi sopir agar bisa makan enak. Tuhan mengabulkan, setelah lulus sekolah menengah saya menjadi sopir pribadi Bupati Pacitan. Kemudian meningkat ke jabatan lain lebih tinggi sedikit demi sedikit serta kuliah S1, S2 dan sampai S3. Berbagai jabatan di kabupaten pernah saya pegang dan sekarang diamanahi jadi bupati periode kedua” ujar. Dr Indartato. “Saya adalah alumni Universitas Muhammadiyah juga ketika kuliah S1, jadi jangan pernah merasa malu dan rendah diri karena kuliah di Universitas swasta” demikian motivasi Bupati pada mahasiswa baru.

Mahasiswa Baru bersalaman berebut untuk bersalaman dengan Bupati

Menurutnya, untuk sukses seseorang harus Gelem atau Mau” (syukur, iklas, sabar, tidak mengeluh, bermanfaat bagi pribadi keluarga dan lingkungan), “temen’ (jujur), dan “Pasrah” ke Tuhan yang mengatur semuanya atau “semende” (pada dosen, atasan, rektor dan lain-lain). Dirinya juga memakai filosi “ikan” yaitu kalau kepala ikan busuk maka semua badan dan ekornya juga akan busuk. Kalau pimpinan tidak baik maka rakyatnya tentu juga tidak baik dan tidak boleh menyalahkan rakyat kalau suatu program berjalan tidak sebagai mana mestinya karena pimpinan pegang peran sangat besar.

Reportase UPT Humas & Protokoler

Loading

Leave a Reply