UNIMUS | Kamis(26/6) adalah Sukarman, S.Sn., CEO Sidji Batik asal Yogyakarta yang diundang secara khusus oleh Fakultas Bahasa dan Budaya Asing(FBBA) Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus) untuk mengisi Kuliah Umum Kewirausahaan. Acara yang diselenggarakan sekaligus untuk memperingati Lustrum ke-3 Unimus ini, didukung oleh Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Kewirausahaandan Muhammadiyah Language Center (MLC), serta dihadiri berbagai kalangan. Selain seluruh mahasiswa FBBA, hadir pula dalam kuliah tersebut perwakilan mahasiswa dari fakultas lain serta beberapa tamu undangan dari komunitas bisnis, seperti MESEM (Moeslem Entrepreneur Semarang), Makelar Sedekah, Komunitas SuksesMulia, Komunitas Tangan di Atas serta UKM Kewirausahaan Polines.

Rektor Universitas Muhammadiyah Semarang, Prof. Dr. Djamaluddin Darwis, M.A. menyambut baik kehadiran Mas Karman ke kampus guna membagikan ilmu menjadi wirausahawan sukses kepada generasi muda di lingkungan FBBA. Mas Karman, yang lulusan Institut Seni Indonesia ini menyampaikan, bahwa menjadi wirausahawan bukanlah hal yang sulit karena sebenarnya kita semuapunya modal. Modal yang dimaksud bukan melulu tentang uang, keterampilan merupakan modal, kemauan adalah modal, dan yang terpenting doa orangtua juga merupakan modal. Hal ini disampaikan untuk menjawab kegalauan para mahasiswa yang merasa minim modal (uang) untuk memulai suatu usaha. Selain itu mas Karman juga menyatakan bahwa dalam menciptakan suatu produk sebaiknya kitaharus meng-create sebuah kekhususan atau branding sehingga produk kita tidak pasaran. Hal ini juga yang menjadi konsep utama mas Karman dalam mengelola Sidji Batik. Konsep yang diusung adalah satu motif satu barang, sehingga jika pelanggan membeli batik di Sidji Batik, maka praktis tidak ada seorangpun di dunia ini yang memiliki motif batik yang sama.

Menilik kesuksesan Mas Karman yang mampu mengangkat batik sebagai sebuah warisan budaya dengan memperoleh angka penjualan yang fantastis di dunia internasional, ia juga mengakui bahwa untuk meraih prestasi tersebut taklepas dari berbagai macam ujian. Namun ujian yang ia alami bukan menjadi hambatan baginya untuk menyerah, namun sebagai cambuk untuk terus berkarya dan menghasilkan yang terbaik. Sebagai bentuk apresiasinya kepada pembatik, bahkan mas Karman telah melaksanakan berbagai kegiatan amal seperti Sedekah Rombongan, Dugem, dan yang paling spektakuler adalah Sidji Batik Award yang mengapresiasi pembatik yang telah berkarya puluhan tahun.  Hal-hal seperti inilah yang ia harapkan dimiliki oleh mahasiswa, semangat pantang menyerah dan tetap melakukan yang terbaik demi mencapai prestasi yang gemilang, dan bersedekah kapanpun.

Di akhir kesempatan, acara yang dimoderatori oleh Ayu Noviani Hanum, S.E., M.Si.Akt ditutup dengan penyerahan kenang-kenangan oleh Dekan FBBA, Yesika Maya Ocktarani, S.S., M.Hum kepada mas Karman dan sebaliknya sehelai kain batik cantik diberikan kepada Ibu Dekan.Padakesimpulannya, mahasiswa, sebagai agent of change sebaiknya mampu mengubah mindset mereka tentang pekerjaan. Apabila mereka tadinya bangga dapat bekerja untuk orang lain, maka banggalah untuk menciptakan lapangan pekerjaan untuk oranglain. Salah satunya adalah dengan berwirausaha. Semua bisa jadi wirausahawan, asalkan ada kemauan dan usaha.(Riana)

 

Loading

Leave a Reply