Semarang | Sebanyak 400 Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus) peserta Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) diterima oleh Bupati Kabupaten Semarang, yang dalam hal ini diwakili oleh Staf Ahli Bupati Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan Kabupaten Semarang (Bapak Suratno, SH., MM) di Pendopo Kabupaten Semarang pada Kamis pagi, 30 Januari 2020. Rektor Unimus Prof. Dr. Masrukhi, M.Pd menyerahkan secara langsung mahasiswa KKN-PPM kepada Staf Ahli Bupati Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan Kabupaten Semarang tersebut, didampingi Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Dr. Dini Cahyandari, MT serta Ketua Bidang Pengabdian Masyarakat dan KKN Herlisa Anggraini, SKM, M.Si.Med. Sebelum diterima oleh Bupati Kabupaten Semarang, mahasiswa dilakukan pelepasan di halaman rektorat Unimus oleh Wakil Rektor I Dr. Budi Santosa, M.Si., Med.
Kegiatan KKN-PPM akan dilaksanakan selama satu bulan dari tanggal 30 Januari sampai dengan 1 Maret 2020 di Kabupaten Semarang yakni di Kecamatan Pabelan dan Tengaran. Kegiatan tersebut diikuti oleh 12 program studi yakni S1 Pendidikan Bahasa Inggris (10), S1 Sastra Inggris (7), S1 Akuntansi (38), S1 Manajemen (62), S1 Ilmu Gizi (62), S1 Teknologi Pangan (33), S1 Kesehatan Masyarakat (54), S1 Pendidikan Kimia (9), S1 Pendidikan Matematika (15), S1 Statistika (28), S1 Teknik Elektro (18) serta S1 Teknik Mesin (64). Sebanyak 226 mahasiswa berada di Kecamatan Pabelan sedangkan di Kecamatan Tengaran sebanyak 174 mahasiswa.
Staf Ahli Bupati Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan Kabupaten Semarang Bapak Suratno, SH., MM menyatakan pihaknya menerima dengan baik mahasiswa KKN-PPM Unimus. Ia berharap mahasiswa Unimus dapat memberikan kontribusi bagi daerah Kecamatan Pabelan dan Tengaran. “Saya mewakili bapak Bupati disini dan menyampaikan pesan dari beliau. Bahwasanya, mahasiswa yang terjun langsung ke desa dapat menjalankan tujuan dari KKN-PPM tersebut, seperti adanya pola pikir dalam merencanakan dan melaksanakan berbagai program pembangunan, khususnya dipedesaan yang kemungkinan masih dianggap baru bagi masyarakat setempat serta mendorongan potensi di kalangan anggota masyarakat setempat dalam upaya memenuhi kebutuhan lewat pemanfaatan ilmu dan teknologi, “ imbuhnya.
Reportase UPT Kehumasan & Keprotokoleran