• Post author:
  • Post category:Berita

Pengelolaan sumber daya kelautan di Indonesia belum maksimal. Ekspor hasil kelautan dari negeri ini juga tak mampu bersaing di percaturan internasional. Fakta itu, memprihatinkan ditengah melimpahnya, produk kelautan dalam negeri. Pengelolaan hasil kelautan di Indonesia bahkan masih jauh dibawah Vietnam. Padahal sebagai negara kepulauan yang dikepung lautan dan samudera potensi alam hayatinya tinggi, tutur pakar perikanan Norwegian College Fishery Science The Arctic University of Norway, Prof Torbjorn Trondsen, di Unimus Kamis (23/10). Torbjorn datang memenuhi undangan kuliah umum atas I. dihadapan seratusan mahasiswa kampus itu siang tadi. Hadir Rektor Prof Dr Djamaludin Darwis, Wakil Rektor I Nurrahman,dan Ketua Prodi Teknologi Pangan (Tekpan) Unimus Siti Aminah. International Affairs and Cooperation Unimus-Deputy Sekertaris Mamdukh Budiman.S.S

Kuliah sekaligus memberikan kesempatan dosen Tekpan M Yusuf yang merupakan alumnus doktoral The Arctic University Norwegia menjadi moderator. Acara tersebut mengambil tema Global Food: A Perspective In Value Chain Marketing and Innovation. Torbjorn meminta kondisi yang dialami Indonesia harus diubah. Menyiapkan pakar dan banyak ahli di bidang kelautan sangat penting. Dia pun mengaku berani berbicara seperti itu, karena dinegaranya sumber daya kelautan dikelola profesional. Norwegia bahkan menyandarkan penghasilan dari sektor kelautan lantaran minim sumber daya minyak dan gas.

Negaranya, yang mempunyai garis pantai sepanjang 83.000 km tersebut, kini menjadi negara yang maju didalam industri perikanan. Tak berlebihan bila pengelolaan perikanan laut di negara kami bisa dijadikan contoh. Produk domestik bruto (PDB) kami per kapita sebesar NOK 83.485 (mata uang Norwegia) atau menempati posisi atas diantara negara-negara ber PDB tinggi di Eropa,jelas dia.

Semua itu ikut terdongkrak nilai ekspor ikan dan produk ikan per tahun yang mencapai hingga NOK 30 miliar. Lebih dari itu pengelolaan sumber daya kelautan yang sangat bagus membuka lapangan pekerjaan sangat luas untuk warga Norwegia. Rektor Djamaluddin mengaku mengundang pakar sekelas Torbjorn untuk kian memperkuat wawasan kalangan kampus. Semua yangdisampaikan guru besar perikanan itu, benar-benar membuka pemahaman akan kebutuhan pengelolaan kelautan dan kemaritiman secara serius di Indonesia.