Semarang | Perkembangan teknologi di era industri saat ini mengalami kemajuan yang pesat. Baru saja tahap Revolusi Indutri 4.0 dihadapi, muncul tantangan baru lagi yakni Revolusi Industri 5.0. Melalui Society 5.0 tersebut, kecerdasan buatan (artificial intelligence) akan mentransformasi big data pada segala sendi kehidupan serta the Internet of Things akan menjadi suatu kearifan baru, yang akan didedikasikan untuk meningkatkan kemampuan manusia membuka peluang-peluang bagi kemanusiaan. Untuk menghadapi konsep peradaban baru tersebut, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus) menggelar International Stadium General, pada Jumat (12/04/2019) di Aula RSGM Unimus. Acara yang mengusung tema “Higher Education and Fifth Industrial Revolution Opportunity” tersebut, menghadirkan Prof. Dr. Mohammad Reevany Bustami, BA., M.A., Ph.D selaku senior lecture School of Social Sciences, Universiti Sains Malaysia.

Acara diikuti oleh ratusan mahasiswa FMIPA baik program studi S1-Pendidikan Matematika, S1-Pendidikan Kimia, maupun S1-Statistika. Hadir untuk memberikan sambutan sekaligus membuka acara Dekan FMIPA Unimus, Dr. Eny Winaryati, M.Pd. Pihaknya menyampaikan bahwa kegiatan International Stadium General tersebut adalah langkah awal antara FMIPA Unimus USM Malaysia. “Semoga lebih intens lagi kedepannya dalam bekerja sama, tidak hanya untuk dosen saja akan tetapi juga untuk mahasiswa. Karena bekerja sama merupakan bagian dari karakter abad 21 yaitu kolaborasi dan komunikasi. Maka saya yakin itu akan menjadi bagian yang harus kita laksanakan untuk persiapan menghadapi tantangan di masa yang akan datang, “ ujarnya.

Prof. Dr. Mohammad Reevany Bustami, BA., M.A., Ph.D menyampaikan keyakinannya bahwa pada Revolusi Industri 5.0 mendatang merupakan suatu era yang akan menjadi kekuatan untuk mengubah Nusantara. “Dengan mengembalikan nilai-nilai luhur Nusantara serta kembalinya kebanggaan terhadap identitas Nusantara, dan bangkitnya pemahaman atas spiritual maka negara-negara di Asia Tenggara dapat bangkit untuk memimpin perkembangan Revolusi Industri 5.0 ,” ungkapnya.