Semarang Ι (13/04/2020) Kepedulian terhadap pandemi Corona Virus Disease 19 (Covid 19) kembali ditunjukkan oleh Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus). Kali ini perhatian Unimus diberikan kepada putri Syahidah almarhumah Nuria Kurniasih perawat RSUP Dr. Kariadi Pahlawan Kemanusiaan Covid 19 yang jenazahnya ditolak sekelompok warga Sewakul Ungaran, Kabupaten Semarang. Keprihatinan dan atensi Unimus diwujudkan dengan memberikan beasiswa perkuliahan penuh sampai lulus kepada putri pertama almarhumah.
Kehilangan yg sangat mendalam, ujian hidup yang begitu berat harus dijalani keluarga almarhumah dengan adanya kehilangan anggota keluarga dan penolakan dari masyarakat. Keluarga besar Unimus tergerak untuk memberikan bantuan dan dukungan. Utusan Unimus Ketua Program Studi S1 Keperawatan Dr. Ns. M. Fatkhul Mubin, Sp.Jiwa hadir menyambangi keluarga almarhumah untuk menyampaikan bela sungkawa dan keprihatinan yang mendalam atas kejadian tersebut.
Fatkhul Mubin pada Senin (13/04/2020) menyampaikan surat jaminan pemberian beasiswa dari Unimus kepada putri pertama perawat Nuria Kurniasih, Diandra Kariena Wibowo gadis 16 tahun yang masih duduk di kelas 1 SMA di sebuah SMA Negeri di Ungaran. Beasiswa tersebut bisa dipergunakan untuk melanjutkan studi program sarjana di Unimus. Jaminan beasiswa disebutkan dalam surat resmi Unimus nomor 1412/UNIMUS/HM 2020 bertanggal (13/04) yang ditanda tangani Rektor Unimus Prof. Dr. Masruhki, M.Pd tentang ucapan belasungkawa dan fasilitasi kuliah di Unimus. Disebutkan dalam surat tersebut bahwa beasiswa untuk putri almarhumah perawat Nuria Kurniasih tersebut bisa digunakan untuk kuliah jenjang S1 semua program studi kecuali Kedokteran dan Kedokteran Gigi.
Fatkhul Mubin yang juga pakar keperawatan jiwa dan dosen keperawatan jiwa Unimus juga melakukan pendampingan dan penguatan psikologis kepada keluarga almarhumah. Menurut Fatkhul pendampingan perlu dilakukan untuk memberikan support emosi dan mental agar keluarga lebih ikhlas, bersabar dan memiliki mekanisme koping yang positif. Penampingan pada keluarga akan dilakukan tim keperawatan jiwa Unimus secara berkesinambungan.
Rektor Unimus menyampaikan bahwa selama ini Unimus turut peduli dengan perlindungan terhadap para tenaga medis dan tenaga kesehata baik dokter maupun perawat yang menangani pasien Covid-19. Kepedulian keluarga besar Unimus diwujudkan dengan menggalang dana untuk pembelian APD untuk disumbangkan ke beberapa rumah sakit. “Dengan kondisi yang ada mereka para tenaga kesehatan yang berjuang tanpa kenal waktu dan berada di wilayah yg sangat dimungkinkan tertular,” terang Rektor.
Ditambahkan bahwa pihaknya ikut merasakan betapa sangat terpukulnya keluarga almarhumah. “Kita mestinya berterima kasih dan mendoakan agar wafatnya syahid. Sudah dirundung duka meninggal karena tertular dari pasien yang dirawatnya, kok ada warga masyarakat yang menolak pemakaman jenazahnya. Hati nuraninya di mana?” ujarnya. “Kita sedang mendapat musibah dengan adanya wabah Corona, sudah seharusnya kita bergandeng tangan bersama. Tak seharusnya kita mendeskriminasikan dan mengintimidasi pasien, tenaga kesehatan dan keluarganya” tandas Prof. Masrukhi.
Reportase UPT Kehumasan