Semarang | Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus) menggelar ibadah Salat Idul Adha di halaman depan gedung rektorat pada, Sabtu (9/7). Pelaksanaan ibadah tersebut, dihadiri lebih banyak jamaah daripada Idul Adha di tahun-tahun sebelumnya. Sebab jamaah yang hadir berasal dari berbagai daerah di Semarang, lantaran perayaan Idul Adha tahun ini dilaksanakan di hari yang berbeda.
Sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah, Drs H Wahyudi, M.Pd. yang menjadi seorang Khotib mengatakan, perbedaan pada pelaksanaan Idul Adha kali ini lantaran memiliki pedoman masing-masing dalam menentukan hari raya. Meskipun dari sisi syariat dasarnya sama, tapi dari pemahaman hal itu berbeda.
“Lebaran tahun ini berbeda dengan saudara-saudara dari pemerintah. Karena berdasarkan pedoman masing-masing yang berbeda. Lantaran Muhammadiyah menggunakan Wujudul Hilal, sedangkan Pemerintah memenggunakan Imkanur Hilal,” terang Wahyudi usai mengisi Khutbah di halaman Rektorat Unimus, Sabtu (9/7).
Wahyudi menambahkan, perbedaan ini sangat wajar dalam memahami ajaran agama. Sehingga kerukunan antar umat beragama tetap terjaga dengan baik.
“Saya kira masyarakat sudah sangat dewasa, karena perbedaan ini tidak akan menjadikan perpecahan. Justru perbedaan ini menjadikan rahmat, saling ta’awun dan saling menolong,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua Lembaga Studi Islam Unimus, Dr. Rochdi Wasono, M.Si. sebagai panitia penyelenggara Salat Idul Adha Unimus mengatakan, antusiasme masyarakat sangat tinggi, sehingga jamaah salat meluber hingga depan pintu masuk Unimus.
Lanjutnya, ia menuturkan, ibadah kurban di Unimus total hewan kurban yang disembelih, yaitu sembilan sapi. Tujuh ekor sapi disembelih dan langsung didistribusikan, sedangkan dua sapi lainnya diberikan kepada PW Muhammadiyah untuk dikemas menjadi makanan kaleng yaitu RendangMu.
“Untuk kambing ada 13 ekor dan akan disembelih besok (Minggu, 10/7). Kami berterimakasih kepada seluruh pihak yang memberikan hewan kurban kepada panitia, semoga segala amal dibalas Allah SWT.” pungkasnya.
Ia menjelaskan, pihaknya juga menerapkan protokol kesehatan yang ketat dan dilakukan di lokasi yang terbuka. Serta pemilihan hewan kurban dilakukan dengan baik di temgah wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak.
“Kami pihak panitia sudah mendisain teknis pemotongan dan distribusinya. Sehingga tidak menimbulkan kerumunan yang berpotensi membuat suasana tidak kondusif,” papar Rochdi Wasono.

Loading

Leave a Reply