Semarang – (03/08/2022) Keperawatan sebagai keilmuan yang kompleks dalam implementasi pembelajaran praktiknya membutuhkan lahan klinik seperti puskesmas, rumah sakit atau fasilitas kesehatan lainnya guna memberikan gambaran kondisi yang nyata bagi mahasiswa keperawatan. “Pembelajaran klinik keperawatan yang baik dapat menjamin terjadinya perubahan sikap dan keterampilan profesional pada mahasiswa yang dapat diukur dan terarah dalam mencapai kompetensinya. Oleh karenanya keberadaan instruktur atau pembimbing klinik dalam mengembangkan budaya komunitas profesional keperawatan, akan menjadi fasilitas utama dalam penyelenggaraan klinik. Salah satu metode pembelajaran klinik yang efektif adalah preceptorship, “ ungkap Dr. Ns. M. Fatkhul Mubin, S.Kep, M.Kep, Sp.Jiwa selaku Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan (FIKKES) Universitas Muhammadiyah Semarang (UNIMUS) dalam sambutannya di acara Pelatihan Preceptorship.

Bertempat di Aula Fakultas Kedokteran (FK) UNIMUS, acara mengusung tema “Pendidikan Klinik Keperawatan dan Strategi Pembelajaran”. Menghadirkan tiga narasumber diantaranya Dr. H. Edy Wuryanto, S.KP., M.Kep (Anggota DPR-RI komisi IX dari Fraksi PDI Perjuangan Dapil IV Jateng) dengan materi Penguatan Konsep Adult Learning, Teori Pembelajaran Klinik dan Lingkungan Pembelajaran Klinik, dilanjutkan dengan paparan dari Ns. Tri Nurhidayati, MmedEd dengan Materi Metode Pembelajaran Klinik Preceptorship dan Mentorship. Narasumber ketiga Ns. Sarinti, S.Kep.M.Kep (Kepala Ruang ICU RSUD Tugurejo Jawa Tengah) mengisi materi dihari kedua dengan topik Best Practice Pembimbingan Klinik dan Role Play Pembimbingan Klinik (Bed Side Teaching).

Acara diikuti oleh lebih dari 200 peserta seluruh pembimbing klinik baik di puskesmas, rumah sakit atau fasilitas kesehatan lainnya. Ketua panitia Ns. Arief Sofyan B., M.Kep., Sp.KMB dalam laporannya menyatakan kegiatan Pelatihan Preceptorship yang ditujukan bagi para pendidik klinik untuk meningkatkan kualitas bimbingannya kepada mahasiswa keperawatan UNIMUS agar mampu menghasilkan tenaga kesehatan yang mempunyai kemampuan inteletual, hard skill dan soft skill yang baik, yang pada akhirnya mampu meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.

Loading

Leave a Reply