UNIMUS | masih banyak yang bertanya-tanya siapakah calon rektor Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus) periode 2015-2019 yang terpilih oleh Senat Unimus. Adalah Prof. Dr. Masrukhi M.Pd, yang lebih dikenal dengan panggilan ‘Pak Uchi’, beliau lahir di Tegal, (08/05/1962). Tepat di bulan kelahirannya terpilih mendapatkan suara terbanyak pada pemilihan rektor Unimus periode 2015-2019 oleh Senat Unimus. Ia sebagai guru besar yang mengajar mata kuliah Dasar dan Konsep Pendidikan Moral dan Antropologi Budaya pada Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang (Unnes).
Sekarang bertempat tinggal di Kelurahan Petemon Kecamatan Gunungpati Kota Semarang bersama keluarga tercintanya. Istri Ny. Dra. Umi Mar’atun (Guru PNS di SMA Teuku Umar Semarang), 3 (tiga) orang putra Riza Maulana (mahasiswa Farmasi UGM), Deni Yudistira (Perencanaan Wilayah dan Kota UGM), Faiq Madani, dan Si Ragil 1 (satu) orang putri Salma Aulia Salsabila.
Pendidikan formal pertamanya di Sekolah Dasar (SD) Negeri Pengabean Tegal tahun 1968 – 1974, Sekolah Dasar di kampungnya sendiri, melanjutkan ke Madrasah Tsanawiyah (MTs) Assalafiyah 1974 – 1977 Sekolah Keagamaan swasta di bawah yayasan nassalafiyah randu gunting Kota Tegal. Selanjutnya beliau yang bercita-cita jadi guru itu mengikuti Sekolah Pendidikan Guru (SPG) Negeri tahun 1977 – 1981 dan melanjutkan pendidikan tinggi di Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Bandung pada Program Studi Sarjana Pendidikan Kewarganegaraan tahun 1981 – 1986 (sekarang Universitas Pendidikan Indonesia) yang terkenal dengan sebutan ‘Kampus Bumi Siliwangi’ sampai dengan pendidikan Pascarasjana Program Studi Pendidikan Nilai S2 tahun 1992 – 1995 , saat S2 kata beliau mengulang nostalgia di Bumi Siliwangi dengan tempat kos-kosan yang menyimpan banyak kenangan di Geger Kalong Bandung karena kesejukannya. Pendidikan tertingginya pada Program Doktor Manajemen Pendidikan di Universitas Negeri Semarang (Unnes) pada tahun 2006 – 2009, beliau menyampaikan bahwa saya mengambil program doktor di kampus sendiri, karena sambil mengabdi sebagai Pembantu Dekan I di Fakultas Ilmu Sosial Unnes dan dilanjutkan menjabat sebagai Pembantu Rektor Bidang kemahasiswaan Unnes. Dikukuhkan sebagai guru Besar Pendidikan Moral pada FIS Unnes pada (28/09/2011).
Jabatan di Organisasi Muhammadiyah yang pernah diembannya selain mengajar di Unnes, Prof Masrukhi memang telah lama aktif dalam Pengurus Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah yang aktif menjabat di Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah. Selama beberapa tahun terakhir ia juga menjadi anggota Badan Pengurus Harian (BPH) Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus). Di Unnes sendiri pernah menjabat di Pembantu Dekan I Fakultas Imu Sosial, dan menjabat selamat dua periode Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan.
Rekam jejaknya dalam bidang pendidikan tidak hanya di lingkungan internal. Pakar pendidikan karakter ini pernah menjadi Ketua Badan Pembina Olahraga Mahasiswa Indonesia (Bapomi) Jawa Tengah. Ia juga pernah memimpin paguyuban Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan se-Indonesia.
Pandangan beliau mengenai pendidikan karakter di Indonesia adalah pendidikan karakter Pancasila. Nilai-nilai Pancasila menjadi nilai fundamental dalam membangun karakter manusia Indonesia. Pancasila harus menjadi kesadaran bersama (collective consciousness), berfungsi sebagai pedoman hidup. Model pembinaannya adalah secara komprehensif dan multi-approaches, mulai dari model pengembangan moral dari dimensi kognitif, afektif, dan juga behavioristik. Hasil-hasil risetnya ia mengkategorikan ada lima kelompok mahasiswa yang nampak dalam realitas diri dan sosial. Pertama adalah mahasiswa adalah idealis-konfrontatif, yang cenderung aktif menentang kemapanan, seperti melalui demonstrasi. Kedua, mahasiswa idealis-realistis, lebih kooperatif dalam perjuangan menentang kemapanan. Ketiga, mahasiswa oportunis, yang cenderung mendukung pemerintah yang tengah berkuasa, kemudian keempat mahasiswa profesional, yakni mereka yang hanya berorientasi pada kuliah atau belajar. Empat wajah mahasiswa ini ternyata hanya ada sekitar 10 persen, selebihnya adalah wajah kelima, yakni mahasiswa rekreatif yang berorientasi pada gaya hidup glamour. Kendati kelompok idealis presentasinya kecil dibandingkan dengan kelompok lain, secara bersama-sama mereka memiliki energi besar yang disebut collective consciousness.
Profesor yang Ustadz | komentar Rektor Unnes saat itu Prof Sudijono Sastroatmodjo terhadap Prof Dr Masrukhi MPd sesaat setelah pengukuhan sebagai guru besar bidang Pendidikan Moral, Rabu (28/9/2011) , di kampus Sekaran, “Beliau seorang ustad yang sejak kecil mendalami nilai. Walaupun sekarang jabatannya di pegawai negeri ini sebagai dosen dan jabatan tambahannya Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan, yang melekat pada diri Prof Masrukhi adalah seorang ustad,” katanya. Karena ustad, lanjut Prof Sudijono, ada satu keyakinan bahwa satu generasi setelahnya, kalau tidak lebih baik maka ustad akan menanggung dosa. “Karena itu, beliau memiliki kepedulian luar biasa. Bagaimana supaya dosanya itu berubah menjadi pahala, maka salah satu cara untuk mengimplementasikan itu adalah melalui dunia mahasiswa. Maka beliau sangat dekat dengan mahasiswa. Menggarap betul gagasan mahasiswa yang sudah digambarkan ada yang idealis ada yang hedeonis, atau yang lainnya itu. Artinya, walaupun jumlah mahasiswa di Indonesia itu kecil, mobilitas dan idealisme mahasiswa memiliki kontribusi yang besar,” katanya. (Web http:/unnes.ac.id 2011)
Visi misi yang disampaikan untuk mengembangkan Unimus adalah, “Unik Mempesona Menuju Unggul Bermakna”, membuat kagum audien yang menghadiri pemaparan visi misi calon rektor, yang berlangsung pada (29/05/2015) di Ruang Seminar Gedung Nurshing Research Center (NRC) Kampus Terpadu Unimus.
Beliau mendapatkan suara terbanyak dari tiga candidat lainnya yaitu: Edy Wuryanto, S.Kep., M.Kep. (Ketua Perhimpunan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Provinsi Jawa Tengah), Dr. Ir. Nurrahman, M.Si. (Wakil Rektor Bidang Akademik Unimus periode 2011-2015). Dr. Hardiwinoto, SE, MSi. (Wakil Dekan Fakultas Ekonomi Unimus).
Tiga calon terpilih telah dikirim ke Pimpinan Pusat Muhammadiyah di Yogyakarta untuk dipilih lagi dan ditetapkan sebagai Rektor baru Unimus 2015-2019. Ketiga nama yang dikirim sesuai urutan abjad yaitu Eddy Wuryanto, SKep, MKep. (dosen dan mantan wakil rektor Unimus), Prof. Dr. Masrukhi, MPd. (mantan PR III Unnes dan pengurus PW Muhammadiyah Jateng), dan Dr. Ir. Nurrahman, MSi. (wakil rektor I Unimus).
Menurut ketua panitia pemilihan (panlih) pilrek Unimus Drs. Rohmat Suprapto, MAg. dan Sekretaris Yessika Maya Oktarani, SS MHum kepada pers menyatakan lewat pemungutan suara di tingkat Senat Unimus (rapat tertutup) dari 4 calon rektor (ditambah Dr Hardi Winoto, mantan Dekan FE Unimus sekarang Wakil Dekan FE) disaring menjadi 3 nama. Tiga dikirim ke PP Muhammadiyah bukan berdasarkan peringkat suara tetapi berdasarkan urutan abjad.
Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Muhammadiyah telah menetapkan pilihannya pada Nomor Utur 2 (dua) yaitu Prof. Dr. Masrukhi, M.Pd. baru-baru ini. Rencana pelantikan tanggal 27 Juli 2015 diundur karena semua Anggota DPP sedang sibuk melaksanakan Muktamar Muhammadiyah ke-47, di Makassar, yang acara puncaknya berlangsung pada tanggal 3-8 Agustus 2015. Sesuai dengan KEPUTUSAN PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH NOMOR 108/KEP/I.0/D/2015 TENTANG PENETAPAN REKTOR UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG MASA JABATAN 2015-2019 ditandatangani di Yogyakarta oleh Ketu PP Muhammadiyah Dr. H. Haedar Nasir, M.Si. dan Sekretaris Umum Dr. H. Agung Danarto, M.Ag. tertanggal 01 Juli 2015 bertepatan dengan tanggal 14 Ramadhan 1436 H.[disarikan dari berbagai sumber]