Semarang – Pemerintah dan DPRD Kota Semarang bersama mencanangkan penurunan stunting bersama perguruan tinggi salah satunya adalah Universitas Muhammadiyah Semarang (UNIMUS). “Kegiatan seperti ini sangat strategis dilaksanakan dalam rangka memantapkan dan mensinergikan komitmen pemerintah untuk menurunkan stunting. Kami menyadari bahwa stunting bukanlah masalah yang dapat diatasi secara individu. Oleh karena itu, kami ingin melibatkan semua pihak untuk memastikan keberhasilan program ini termasuk perguruan tinggi termasuk UNIMUS,” ujar M. Sifin Almufti (Anggota Komisi D DPRD Kota Semarang) di program Diskusi Prime Topic Goes to Campus “Menuju 2024 Zero Stunting”, pada Kamis (13/04/2023).

Bertempat di Ruang Smart Class Gedung Fakultas Kedokteran UNIMUS, acara turut menghadirkan Dr. Sayono, S.KM, M.Kes (Epid) selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) UNIMUS dan Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang Dr. dr. Mochamad Abdul Hakam, Sp.PD. Dr. Sayono, S.KM, M.Kes (Epid) menjelaskan bahwa stunting memiliki dua sumber masalah. “Yang pertama adalah gangguan pertumbuhan disaat janin (dalam kandungan) sehingga luarannya tidak normal, yang kedua adalah gangguan pertumbuhan sejak janin ke berikutnya. Kalau persoalannya sebelum lahir, itu berarti lingkungan tumbuhnya yang tidak kondusif. Para istri sebagai sawah ladang untuk menumbuhkan benih (janin) itu menjadi subur. Bisa karena jasmaniah maupun rohaniah,“ ujarnya.

Menyelesaikan persoalan stunting memang harus dilakukan secara integral holistik dan dengan kualitas yang bagus. Ikut sertanya seluruh perguruan tinggi yakni UNIMUS diharapkan bisa memenuhi penuntasan stunting dengan kualitas yang bagus. UNIMUS bisa mengambil peran dengan cara memanfaatkan riset, penelitian, inovasi dan bahkan belajar dari beberapa negara lain dalam menuntaskan stunting atau bisa dengan menyusun berbagai strategi lainnya.

Loading

Leave a Reply