• Post author:
  • Post category:Berita
Ka Dinkes Jateng menyampaikan materi sebagai keynote speaker
Ka Dinkes Jateng menyampaikan materi sebagai keynote speaker

UNIMUS │Semarang │ Minggu (18/10/2015), Program Studi D IIIKebidananFakultasIlmuKeperawatandanKesehatan (Fikkes) Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus) menggelar seminar nasional (Semnas) Kesehatan tentang “Fenomena Perilaku Seksual dan Penyimpangan Seksual Pada Anak dan Remaja” yang bertempat di Hotel Grasia Semarang.

Seminar dibuka oleh Wakil Rektor II Unimus  Dr Sri Rejeki, SKp, MKep, Sp Mat dengan menampilkan sejumlah pembicara utama di antara Kepala Dinas Kesehatan Jateng dr. YuliantoPrabowo, M.Kes, dan dr. Shinta Prawitasari, Sp.OG dari Yogyakarta. Seminar diikuti sedikitnya 600 peserta dari Unimus maupun luar Unimus.

“Fenomena yang belakanganterjadisaatinimembuatkitamiris.Banyakkasusseks yang luar biasa berupa penyimpangan seksual dengan melibatkan anak-anak sebagai korbannya.Dampaklain (buruk) dari kemajuan IT dan gadget di antaranya anak-anak dengan sangat gampang mengakses film-film porno yang akhirnya mempengaruhi kejiawaan mereka” ujar Wakil Rektor II pada seminar yang berlangsung sampai sore tersebut.

Wakil Rektor II didampingi Dekan FIKKES dan Ka Prodi D III Kebidanan saat menyerahkan kenang-kenangan kepada Ka Dinkes Jateng
Wakil Rektor II didampingi Dekan FIKKES dan Ka Prodi D III Kebidanan saat menyerahkan kenang-kenangan kepada Ka Dinkes Jateng

Saat ini sejumlah isu strategis bidang Kependudukan dan KB  diantaranya menyangkut perkawinan di bawahumur, pergaulan bebas, kumpul kebo, dan nikah siri. Berdasarkan hasil riset dan survey demografi dan kesehatan 5 tahunan pada tahun 2012, hasilnya meprihatinkan, di antaranya tingginya angka seks pranikah remaja usia 15 sd 24 tahun, perempuan usia 10 sd 59 tahun ternyata 41,9 persen di antaranya menikah pada usia 15 sd 19 tahun.Dan yang menikah kurang dari usia 14 tahun sebanyak 4,8 persen.

“Perempuan nikah usia 15 sd 19 tahun jumlahnya banyak di negeri ini karena latarbelakang budaya dan ekonomi.Padahal perempuan yang menikah di usia dini sangat rentan penyakit kanker leher rahim (servik). Kalau dibiarkan bisa membahayakan kualitas generasi muda maupun kelangsung NKRI” ujar Kepala Dinas Kesehatan Jateng dr. Yulianto Prabowo, MKes, masa remaja merupakan masa yang komplek dan sulit untuk ditanggulangi sendiri. Sehingga adanya bantuan orang tua, guru serta pemerintah diharapkan para remaja agar 3 resiko remaja putri menyangkut kesehatan reproduksi remaja, penyalahangunaan napza dan HIV Aids bisa dihindari. Orang tua maupun guru diharapkan bisa menjadi teman curhat remaja terkait masalah kesekatan reproduksi lewat cara formal maupun informal seperti sms, WA, Line dan lain sebagainya. Termasuk pendidikan sebaya dan konselor sebaya menjadikan remaja akan mau lebih terbuka curhat permasalahan kesehatan reproduksinya. (Sgi-Humas&JIPC)

Loading