Prof.Dr. H. Kasmadi Imam Supardi.

 الله أكبر…الله أكبر ….الله أكبر لا إله إلا الله  و الله أكبر……و لله الحمد

Semarang |UNIMUS 1437 H, Gema takbir, tahlil dan tahmid berkumandang, pagi yang sejuk dan cerah, ribuan jamaah shalat Ied Fitri 1437 H memenuhi lapangan Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus). “Ied Fitri Sebagai Momentum Membumikan Prinsip-Prinsip Keseimbangan Dan Kehidupan Harmonis” disampaikan oleh Prof.Dr.H.Kasmadi Imam Supardi selaku Imam dan Khatib Ied Fitri 1437 H.

IED FITRI 1437 H/2016
IED FITRI 1437 H/2016
IED FITRI UNIMUS 1437 H/2016
IED FITRI UNIMUS 1437 H/2016

Keberhasilan puasa Ramadlan sesungguhnya tidaklah sempurna dan memenuhi zakat fitrah, ibadah puasa di nilai berhasil dan baru tercapai jika membekas dan mencerminkan semangat nilai spiritual dalam sikap dan perilaku kehidupan sehari-hari. Sebuah harmonisasi dan keseimbangan antara spiritual vertical dan spiritual horizontal. (1) Segi kejiwaan; patuh dan disiplin terhadap peraturan-peraturan, dapat mengusai diri, dan dapat mengalahkan hawa nafsu, tekun, sabar, tahan penderitaan. (2) Segi jasmani;  kesehatan yang terjaga,karena keteraturan dan dalam batas-batas tertentu dalam makan, minum,waktu bekerja,belajar dan beristirahat. (2) Segi social kemasyarakatan; menambahkan sensitivitas social, memahami kesusahan dan penderitaan orang lain, saudara sesame muslim, rela membagi harta.

Ajaran Islam (Al-Quran dan Hadis) adalah agama yang mengandung prinsip-prinsip 20160706-0005keseimbangan dan kehidupan harmonis: (1) Keseimbangan antara rasio dan rasa, (2) Keseimbangan antara dunia dan akherat, (3) Keseimbangan antara naluri hayati dan pembatasan-pembatasan sehubungan dengan nilai-nilai hidup. Sebagai seorang muslim, seharusnya dan seyakinnya meng-imani Allah dengan mengamalkan isi dari kandungan Al-Quran, keyakinan seharusnya timbul sebagai produk peranan antara rasio dan rasa karena Al-Quran mengandung berbagai dimensi penjelasan, arahan, dan bimbingan serta sains (Teknologi dan Knowledge). Seseorang muslim juga harus memiliki rasa dan rasio suatu budi ingin tahu (Inquisitive Mind) suatu sikap berfikir kritis, positif, dan progresif, dan berfikir sampai habis daya kekuatan berfikir (Exhaustive). Sebagaimana di dalam QS Fushilat ayat 53.

Begitu juga pada aspek social kemasyarakatan, Muslim Indonesia mampu memahami kebhinekaan perbedaan karena perbedaan bukan sebagai pemecah belah, melainkan sebagai rahmat, untuk saling menghargai, toleransi, rukun, harmonis, dan menghormati sebagaimana dalam QS Al Hujarat ayat 13. Kesemuanya tersebut adalah sebagai pembentuk kepribadian muslim yang sempurna (excellent) kaffah, dan  bermuara kepada ketauhidan kepada Allah SWT.  Reportase : Mamdukh Budiman.

Loading

Leave a Reply