Semarang | Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus) menghadirkan sosok inspiratif dari kalangan Gen Z, Danang Giri Sadewa, dalam agenda Masa Ta’aruf (Masta) Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) 2025, Selasa (9/9/2025). Influencer yang dikenal dekat dengan dunia anak muda ini mengisi materi penguatan dengan tema “Manajemen Waktu, Mindset, dan Komunikasi bagi Generasi Muda”.
Dalam kesempatan itu, Danang mengajak ribuan mahasiswa baru Unimus untuk menyadari pentingnya keseimbangan antara dunia akademik dan aktivitas di luar kampus, termasuk pekerjaan maupun hobi. Menurutnya, kemampuan memanage waktu adalah keterampilan dasar yang akan sangat menentukan kualitas hidup mahasiswa di masa depan.
“Kuncinya adalah prioritas. Kita harus bisa memilah mana yang penting, mana yang mendesak, dan mana yang bisa ditunda. Jangan semua dikerjakan sekaligus. Buat jadwal yang jelas, lalu jalani dengan konsisten. Itulah cara agar kuliah dan pekerjaan bisa berjalan seimbang,” ungkap Danang di hadapan peserta.
Dalam materinya, Danang juga menyinggung berbagai data terkait kehidupan mahasiswa Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Ia menyebutkan bahwa pada tahun 2021, sekitar 87 persen mahasiswa di Indonesia merasa salah jurusan. Kemudian pada 2022, data dari Komnas Perempuan menunjukkan bahwa 77 persen mahasiswa pernah mengalami bentuk kekerasan di kampus. Sementara pada 2023, sekitar 15 persen mahasiswa menghadapi masalah kesehatan mental tingkat sedang hingga berat, termasuk kecemasan dan depresi.
“Data ini bukan untuk menakuti, tapi untuk membuka mata kita semua. Kuliah itu bukan hanya soal akademik. Ada banyak tantangan nyata yang harus dihadapi mahasiswa, mulai dari keraguan jurusan, perundungan, hingga masalah mental. Karena itu, mahasiswa perlu bekal mental yang sehat, mindset yang kuat, dan lingkungan yang suportif,” tegasnya.
Danang juga menjelaskan perbedaan antara fixed mindset dan growth mindset yang sangat relevan dengan kehidupan mahasiswa. Fixed Mindset merupakan kemampuan dianggap bawaan lahir, takut gagal, anti kritik. Sementara Growth Mindset adalah kemampuan bisa terus dikembangkan lewat usaha dan belajar, kegagalan dianggap sebagai proses pembelajaran.
“Kalau kita hanya terjebak pada fixed mindset, kita akan berhenti berkembang. Generasi muda harus berani gagal, berani menerima kritik, dan terus mencoba hal-hal baru. Growth mindset adalah kunci agar kita relevan dengan perubahan zaman,” tutur Danang yang disambut tepuk tangan meriah.
Menurut Danang, dunia saat ini bergerak sangat cepat. Adanya gap antargenerasi dan minimnya growth mindset membuat sebagian mahasiswa tertinggal dan merasa tidak relevan dengan perkembangan zaman. Oleh karena itu, mahasiswa harus mampu beradaptasi, terbuka pada perubahan, dan terus belajar hal-hal baru.
“Ingat, dunia tidak akan menunggu kita. Kalau kita berhenti belajar, kita akan tertinggal. Karena itu, mulai sekarang biasakan diri untuk keluar dari zona nyaman,” tambahnya.
Selain soal mindset, Danang juga menekankan pentingnya kemampuan komunikasi dalam kehidupan mahasiswa. Ia menyebut bahwa komunikasi adalah keterampilan dasar manusia sebagai makhluk sosial.
“Komunikasi adalah kunci dalam membangun relasi, bekerja sama, bahkan dalam meraih kesuksesan. Mahasiswa yang cerdas tapi tidak bisa berkomunikasi dengan baik akan kesulitan bersaing. Jadi, jangan ragu untuk belajar berbicara, menulis, dan menyampaikan ide dengan jelas,” ujarnya.
Materi yang disampaikan Danang mendapat respon positif dari mahasiswa baru Unimus. Banyak di antara mereka yang merasa termotivasi untuk lebih serius mengelola waktu, membangun mindset yang terbuka, serta meningkatkan keterampilan komunikasi.
Di akhir sesi, Danang berpesan agar mahasiswa baru Unimus tidak hanya fokus pada diri sendiri, tetapi juga memberi kontribusi bagi masyarakat.
“Kuliah itu bukan tujuan akhir, tapi sarana untuk membentuk diri agar bermanfaat bagi sekitar. Kalian adalah generasi yang ditunggu-tunggu kontribusinya. Jangan sia-siakan kesempatan ini,” pungkasnya.
Dengan menghadirkan sosok seperti Danang Giri Sadewa, Unimus berharap mahasiswa baru semakin siap menghadapi dinamika dunia kampus dan kehidupan di masa depan, sekaligus menjadi generasi yang adaptif, tangguh, dan berdaya guna.