
Semarang | (25/06/18) Awali hari pertama bekerja usai libur lebaran Idul Fitri 1439 Hijriyah, keluarga besar Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus) menggelar “Kajian Kebangsaan” dan Halal Bi Halal seluruh civitas akademika. Hadir menjadi pembicara adalah Ketua Dewan Pembina MUI Prof. H.M Din Syamsuddin, MA, PhD yang mengisi kajian berjudul “Merajut Ukhuwah Menguatkatkan Integritas”. Kegiatan digelar di masjid Attaqwa Muhammadiyah diUnimus ihadiri oleh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah, Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) Jawa Tengah, pengurus Badan Pembina Harian (BPH), Rektor Unimus (Prof. Dr. Masrukhi, M.Pd), para Wakil Rektor, beserta seluruh jajaran pimpinan, dosen, karyawan dan perwakilan mahasiswa Unimus. Turut hadir dalam kegiatan tersebut, mantan Rektor Unimus periode 2011-2015 (Prof. Dr. Djamaluddin Darwis, MA).

Masih dalam nuansa Idul Fitri, Halal Bi Halal kali ini mengambil tema “Merajut Ukhuwah Menguatkan Integritas” dengan pembicara utama Mantan Ketua PP Muhammadiyah Prof. H.M Din Syamsuddin, MA. Ph. Dalam tausiyahnya Profersor yang memiliki nama lengkap Muhammadi Sirojuddin Syamsuddin tersebut menyampaikan bahwa Ibadah Ramadhan bukan terminal dari semua ibadah tapi justru awal bagi kita untuk beribadah lebih baik. Semua peribadatan di bulan Ramadhan adalah pelatihan untuk manusia yaitu untuk penyucian diri (self purification) dan penguatan diri (self empowerment). Prof. Din juga memaparkan bahwa Idul Fitri biasanya diakhiri dengan kegiatan silaturahim untuk mempererat ukhuwah. “Merajut ukhuwah artinya merajut persaudaraan, hakekat persaudaraan sejati adalah persaudaraan kemanusiaan berasal dari kesatuan penciptaan yang sama (unity of creation). Manusia sejati tidak terlepas dari kesadaran kemanusiaan, harus membawa keberagamaan yaitu beragama secara manusiawi, keberagamaan yang humanis” Ungkapnya

Prof. Din juga memesankan agar umat Islam Indonesia harus introspeksi dalam meningkatkan kualitas. “Ada istilah no longer number count but quality count, kelompok minoritas bisa mengalahkan mayoritas, artinya adalah umat Islam yang merupakan mayoitas di Indonesia bisa tidak bermakna manakala tidak memiliki integritas yang solid. Ukhuwah harus di rajut agar integritas semakin kuat, ketika merajut ukhuwah akhirnya adalah kebersamaan, saling melindungi, saling menguatkan” pungkas utusan khusus presiden RI untuk dialog agama dan peradaban tersebut.
Sumber : UPT Kehumasan & Protokoler