Semarang | Unimus (10/03/2020)  Perawat sebagai tenaga kesehatan yang berada digaris depan dalam memberikan pelayanan kesehatan harus mengikuti perkembangan teknologi dan ilmu keperawatan saat ini. Perawat dituntut selalu meningkatkan ilmu pengatahuan agar bisa selaras dengan perkembangan tehnologi terkini dalam bidang kesehatan yang memenuhi standar baik nasional maupun internasional. Pengetahuan dan skill berhubungan dengan Basic Trauma and Cardiac Life Support (BT&CLS) juga menjadi salah satu prasyarat yang harus dimiliki perawat. Merujuk hal tersebut Program Pendidikan Profesi Ners Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan (Fikkes) Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus) membekali mahasiswa dengan pelatihan BT & CLS pada 10-14 Maret 2020.

Pelatihan diselenggarakan oleh Dewan Pimpinan Komisariat (DPK) Persatuan Perawat Indonesia Unimus, Program Pendidikan Profesi Ners Unimus bekerjasama dengan Yayasan Ambulan Gawat Darurat (AGD) 118. Pelatihan diikuti oleh 82 peserta terdiri dari mahasiswa Profesi  Ners, alumni, perawat klinik dan pembimbing klinik.  Bertempat di Gedung NRC Universitas Muhammadiyah Semarang pembukaan dilakukan 10 Maret 2020 oleh Dekan Fikkes Dr. Ali Rosidi, SKM, M.Si dihadiri oleh Ka Prodi Profesi Ners Ns. Heryanto Adhi Nugroho, M.Kep, Sp.Kom, ketua DPK PPNI Unimus Ns. Chanif, MNS dan  penanggungjawab training dari AGD 118 Ns. Lina, S.Kep.

Dikemukakan oleh ketua DPK PPNI Unimus Ns. Chanif, MNS Unimus telah menjalin kerjasama dengan AGD 118 sejak 2004, karena AGD 118 sudah diakui secara nasional dan internasional. “Syarat kompetensi perawat harus menguasai BT and CLS yang di peroleh melalui pelatihan dengan penyelenggara pelatihan yang sudah terbukti. Pelatihan Basic Trauma and Cardiac Life Support (BT&CLS) ini bertujuan memberikan pembekalan bagi lulusan perawat yang akan bekerja terjun ke masyarakat karena kemampuan dasar penanganan pasien trauma menjadi syarat utama bagi perawat yang akan bekerja di rumah sakit, klinik maupun fasilitas kesehatan yang lain” tambah Chanif. Ditambahkan oleh Ketua Program Profesi Ners Unimus bahwa kegiatan pelatihan BT&CLS sealur sesuai visi program studi S1 Keperawatan dan Ners yaitu unggul di bidang keperawatan gawat darurat. “Saat ini hampir semua instansi pelayanan kesehatan mempersayaratkan menyertakan sertifikat BT&CLS sebagai bukti telah mengikuti pelatihan dan memiliki pengetahuan dan serta skill dalam bidang tersebut juga sangat menentukan dalam penerimaan tenaga kerja” tambahnya.

Dekan Fikkes menambahkan bahwa Fikkes Unimus berkomitmen dengan mutu, berharap kompetensi lulusan dapat terpenuhi dengan baik. “Lulusan ners Fikkes Unimus harus dapat berkompetisi dengan lulusan lain. Perlu tambahan kompetensi seperti dalam keperawatan gawat darurat melalui pelatihan BT&CLS, karena kompetensi ini sangat dibutuhkan dunia kerja dan meningkatkan daya saing lulusan” tambah Dr. Ali. “Harapannya lulusan Ners segera memperoleh pekerjaan setelah lulus, apalagi saat ini program pendidikan Profesi Ners telah terakreditasi “A” dari LAM-PT Kes harapannya menambah nilai plus lulusan” pungkasnya.

Pelatihan menghadirkan ada 7 trainer AGD 118 diantaranya 3 orang trainer internal yang juga menjadi dosen keperawatan Unimus. Ditambahkan oleh Ns. Chanif yang juga menjadi trainer dalam pelatihan ini bahwa peserta training mendapatkan materi tentang Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT), Bantuan Hidup Dasar, Initial assesment, stabilisasi airway dan breathing, penatalaksanaan kegawatan kardiovaskuler, EKG, Resusitasi Jantung Paru (RJP), DC Shockpenatalaksanaan trauma dan fraktur, manajemen syok dan keracunan, serta tabilisasi musculoskeletal dan Spinal Cord. “Kegiatan pelatihan juga dilengkapi dengan simulasi manajemen bencana, karena Indonesia dikenal sebagai supermarket bencana. Diperluan perawat yang cekatan dalam penanganan kondisi kedaruratan akibat bencana” pungkasnya.

Reportase UPT Humas & Protokoler

Loading

Leave a Reply