Semarang | Seiring dengan derasnya arus kompetisi global di dunia pendidikan, menyebabkan perguruan tinggi harus bergerak menuju suatu standar yang memungkinkan civitasnya untuk berkancah serta bersaing di dunia internasional. Bagi Universitas Muhammadiyah Semarang, perjalanan ini sudah dimulai beberapa waktu yang lalu melalui berbagai program kerjasama dengan berbagai perguruan tinggi di luar negeri. Misalnya kerja sama dengan University of Malaya, Lincoln University College, Internasional Medical University, serta University Sciences Islam Malaysia. Dengan demikian, internasionalisasi Unimus saat ini adalah menambah intensitas dari berbagai program internasionalisasi yang sudah berjalan serta menambah beberapa program baru agar dampaknya bisa lebih dirasakan segenap civitas akademika, khususnya tenaga pengajar/dosen.

Guna memjembatani hal tersebut, Unimus menyelenggarakan Kuliah Umum yang bertemakan “Akses Internasionalisasi Tenaga Pendidik”. Berlangsung di Gedung Lab. Kesehatan (9/5/2018), menghadirkan pembicara utama yakni Prof. Dr. Bunyamin Maftuh, MA, M.Pd dari Kemenristekdikti. Bunyamin mengungkapkan bahwa pentingnya penerapan internasionalisasi sumber daya manusia di tingkat universitas. “Internasionalisasi merupakan instrumen yang digunakan untuk meningkatkan keefektifan dalam mencapai tujuan yaitu tri dharma perguruan tinggi. Untuk itu dibutuhkan semangat motivasi yang tinggi untuk menempatkan Unimus pada posisi yang dikenali dan dihargai di tingkat dunia dalam melaksanakan tugas-tugasnya,” paparnya.

Bunyamin menyatakan bahwa Kemenristekdikti akan mendukung setiap individu (dosen) yang berpotensi untuk terus mengembangkan kemampuannya dan juga memfasilitasi networking untuk bertukar pikiran dan pengalaman. Berbagai program pengembangan dosen tersebut diantaranya ; Scholarship (degree program), short term training / short course (non degree), post doctoral, scheme for academic mobility and exchange, visiting world class professor, serta sabbatical leave. Direktur Karir dan Kompetensi Ditjen SDID Kemenristekdikti tersebut menambahkan bahwa globalisasi merupakan kenyataan yang harus dihadapi serta dikelola. Dalam menghadapi globalisasi diperlukan tenaga profesional yang memiliki pengetahuan dan ketrampilan internasional. Strategi internasionalisasi merupakan salah satu cara yang dipakai untuk menghadapi kompetisi global yang tidak hanya diterapkan oleh dunia industri tetapi juga telah lama digunakan dalam dunia pendidikan.

Dalam pendidikan tinggi, terang Bunyamin, internasionalisasi dilakukan terkait dengan hubungan sosial politik dan ekonomi antar negara. Dalam perkembangannya internasionalisasi sebagai strategi universitas dipandang sebagai pendekatan strategis untuk mendapatkan reputasi serta untuk mencapai tujuan universitas. Iinternasionalisasi perlu dilakukan selain untuk menyebarkan, mempertahankan, dan menjaga nilai budaya Indonesia juga untuk mendapatkan keunggulan kompetitif sumber daya manusia terbaik. Kuliah Umum tersebut diikuti oleh ratusan pegawai dari seluruh unit kerja di Unimus yang terdiri dari staff pengajar dan tenaga kependidikan. Acara ini merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan pemahaman bersama tentang World Class Riset University (WCRU) yang selama ini belum merata dan juga untuk meningkatkan sumber daya manusia Unimus yang lebih profesional serta meningkatkan motivasi setiap individu untuk mengembangkan kemampuan dirinya dalam berbagai hal.