Semarang | perubahan dalam sistem pembelajaran akan selalu berpengaruh pada kurikulum yang dijalankan didalam lembaga pendidikan terutama pada institusi perguruan tinggi atau universitas. Perubahan tersebut tentu memberikan sebuah pengaruh yang sangat signifikan pada sistem mengajar yang diberikan kepada mahasiswa. Perkembangan dan perubahan kurikulum ke MBKM atau Merdeka Belajar Kampus Merdeka memberikan keluasan bagi pengajar ataupun mahasiswa untuk menentukan pola perkuliahan yang diinginkan baik dalam mata kuliah kejuruan minat yang dipilih atau mata kuliah keagamaan dan umum.

Menanggapi  hal tersebut maka Lembaga Studi Islam Kemuhammadiyahan dan Mata Kuliah Umum (LSIK & MKU) Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus) gelar kegiatan Peninjauan Kurikulum Mata Kuliah Agama Islam Kemuhammadiyahan dan Mata kuliah Umum berbasis MBK melalui Forum Group Discution pada Kamis (11/2/2021) secara Virtual, dengan menghadirkan Narasumber yang sudah berkompeten dalam bidangnya yaitu Prof. Dr. Masrukhi, M.Pd (Rektor Unimus) dan Prof. Dr. Sutrisno, M.Ag (Majelis Dikti PP Muhammadiyah), dan diikuti oleh seluruh Dosen pengampu Mata kuliah Agama Islam Kemuhammadiyahan dan Mata Kuliah Umum di lingkungan Unimus.

Kepala LSIK & MKU menjelaskan bahwa dengan diadakannya kegaiatan tersebut merupakan hal yang tepat bagi kurikulum AIK dan MKU sebagai bentuk kesiapan menghadapi kurikulum yang selalu mengalami perubahan. Selain itu FGD tersebut juga sebagai slah satu misi dari LSIK dan MKU yaitu menyusun dan melaksanakan program Islam Kemuhammadiyahan dan kebangsaan yang berkemajuan. Sehingga dengan topik yang diangkat sangat menarik untuk dibahas bersama yaitu “peninjauan kurikulum AIK & MKU berbasis MBKM”  dan juga merupakan hal yang penting bagi kelanjutan kurikulum AIK dan MKU.

Membuka acara FGD tersebut Rektor Unimus juga Menyampaikan bahwasanya kegiatan tersebut memiliki makna yang strategis untuk memasuki kurikulum MBKM yang dikeluarkan oleh Kemendigbud. Dilihat dari konsepnya MBKM yang dijalankan sesunggunya Muhammadiyah sudah memulai dalam kegiatan syiar agama, dikarenakan lahan dahwah muhammadiyah bukan hanya pada bidang pendidikan atau kampus, melainkan juga padamasyarakat luas. Disamping itu Muhammadiyah juga sudah terbiasa dalam membersamai masyarakat dalam pendidikan, sehingga sudah mampu untuk masuk pada substansi MBKM yang dijalankan oleh pemerintah terutama pada bidang pendidikan perguruan tinggi.

Sementara itu Rektor juga sampaikan bahwa didalam FGD yang dilaksanakn tersebut dilihat dari konteks pembahasan, permasalahan yang akan di bahas tidak akan secara umum, melainkan akan membatasi diri pada bagaimana pembahasan dengan kurikulum AIK & MKU, Pancasila dan kewarganegaraan dilingkungan perguruan tinggi Muhammadiyah, Aisyiyah khusunya Unimus.

Loading

Leave a Reply