Semarang | Rektor Univeritas Muhammadiyah Semarang (Unimus) isi Tausiyah pengajian Kamis pagi, kamis 6 maret 2025 di Masjid At-Taqwa Muhammadiyah  Jawa Tengah yang berada di Komplek Kampus Unimus. Pengajian ini akan dilaksanakan setiap hari kamis secara rutin setiap minggunya  selama bulan Ramadhan. Pengajian dengan diawali narasumber  Rektor Unimus Prof. Dr. Masrukhi, M.Pd., yang diikuti oleh seluruh pegawai Unimus dari para Wakil Rektor, jajaran Pimpinan, Dosen dan Tenaga Kependidikan serta Penunjang di lingkungan kampus Unimus.

Prof. Dr. Masrukhi, M.Pd memberikan kajian dengan mengangkat tema “Membangun Karakter Muslim Yang Berkemajuan”, bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman kepada sivitas akademika Unimus mengenai pentingnya nilai sosial dalam berpuasa. Mengusung Tagline “Muhammadiyah unggul berkemajuan” hal tersebut sebagai bentuk komitmen Muhammadiyah menjadi organisasi dan muslim yang berguna, terus berkembang dan melahirkan umat yang bermafaat.

Dibulan suci ramadhan ini, prof. Masrukhi mengajak kita untuk lebih bersyukur atas berbagai nikmat yang telah Allah SWT berikan, termasuk keberhasilan Unimus dalam meraih akreditasi Unggul yang merupakan hasil kerja keras, kerja Ikhlas dan sinergi dari seluruh pihak yang ada di kampus Unimus.

Dalam mengisi tausiyahnya, Rektor menyampaikan kilas balik perjalanan yang telah Unimus lalui, yang dulu hanya memiliki beberapa gedung saja dengan luas kampus hanya 7,3 hektare, namun sekarang telah mengalami perkembangan yang sangat pesat menjadi 22,7 hektare dan memiliki banyak gedung juga termasuk sarana prasaranya yang dapat dipergunakan sebagai tempat belajar mahasiswa.

Mengutip Surah Al A’rof ayat 156-157. “Azabku akan aku timpakan kepada siapa pun yg aku kehendaki. Demikian juga rahmatku untuk orang yang bertaqwa dan membayangkan zakat”.  Prof.Masruki berkata Bahkan hingga di akhirat pun, kita berharap masuk surga itu bukan karena amal kebajikan kita, melainkan karena rahmat Allah yang diberikan kepada orang-orang yang beriman, bertakwa dan menunaikan zakat.

Ayat ini mengingatkan akan pentingnya hidup penuh dengan rasa syukur dan tidak sombong dari semua pencapaian. “Spirit dalam hidup ini, Keberhasilan kita sebagai individu ataupun lembaga itu semua karena rahmat Allah. Demikian juga Unimus bisa di posisi saat ini, juga termasuk rahmat dari Allah SWT. Persis pada konstitusi yang terkandung di dalam UUD 1945 yakni Atas Berkat Rahmat Allah dan didorong oleh keinginan luhur” ucap Prof. Masrukhi.

Melanjutkan tausiyahnya, Rektor menegaskan bahwa dalam menjalankan perintah Islam harus dengan sungguh – sungguh, termasuk menghalalkan yang baik dan menghidari yang haram, yang memerlukan kekuatan dan power. “Untuk menjalankan amal makruf nahi mungkar memang membutuhkan Power.  Menghalalkan makanan yang baik dan jangan menghalalkan hal yang haram” ujar Rektor.

Selain itu beliau juga mengingatkan bahwa Persyarikatan Muhammadiyah yang lahir pada tahun 1812, spirit yang dibawa adalah pada usaha bagaimana menghilangkan belenggu penderitaan kemiskinan dan kebodohan serta keterbelakangan. Hal ini merupakan landasan perjuangan Muhammadiyah yang terus berkomitmen untuk mewujudkan perubahan dan kemajuan.

Dalam kesempat tersebut, Prof. Masrukhi juga menceritakan pengalamannya ketika diminta untuk ikut dalam rombongan Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang berkunjung ke berbagai negara di Eropa. Salah satu pengalaman yang diceritakan adalah saat mengunjungi Masjid Al-Fatih yang berada di Asmterdam, Belanda, yang sebelumnya merupakan bagunan Gereja dan kemudian pada tahun 1981 oleh komunitas turki dialih fungsikan sebagai Masjid. Beliau becerita ketika melaksanakan sholat Ahsar di masjid tersebut. Walaupun suhu berada dititik 3 derajad Celcius masjid Al – Fatih tetapt dipadati oleh Jamaah untuk melaksanakan ibadah Shalat dan ibadah lainnya.

Dalam memberikan Tausiyahnya Rektor juga mengutip kalimat yang pernah disampaikan Presiden pertama Indonesia “Ir. Soekarno”, bahwa Islam harus menjadi solusi bagi permasalahan bangsa. Bung Karno pernah meyampaikan “Islam Sontoloyo” yang artinya Islam harus menjadi solusi untuk membangkitkan energi dari keterpurukan dan masalah bangsa Indonesia, terutama yang berkaitan dengan kemiskinaan, kebodohan dan ketertinggalan. Islam juga harus menjadi api pembakar kolonialisme dan imperialisme yang kala itu menancap kuat di bumi Nusantara.

Menutup tausyiahnya Prof. Masrukhi mengajak seluruh Sivitas Akademika Unimus untuk trus menjaga semangat perjuangan meningkatkan kualitas diri dan menjadikan bulan Ramadhan sebagai momentum untuk beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan tetap berperan aktif dalam peningkatan sosial dan kemanusiaan.

Loading