Kedungmundu Ι Unimus (3/9/2019) Prodi Pendidikan Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus) menggelar workshop “Metode Penelitian Kependidikan” pada Selasa (3/9/2019). Dihelat di aula gedung NRC Unimus acara dihadirinDekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuam Alam (MIPA), Kaprodi S1 Pendidikan Kimia, Kaprodi S1 Pendidikan Matematika, S1 Pendidikan Bahasa Inggris, serta dosen da

Sambutan Dekan FMIPA Unimus Dr. Eny Winaryati

n mahasiswa program studi S1 Pendidikan Matematika, S1 Pendidikan Kimia dan S1 Pendidikan  Bahasa Inggris Unimus. Workshop menghadirkan narasumber Yuli Rahmawati, M.Sc., Ph.D., seorang doktor pendidikan kimia dari Universitas Negeri Jakarta.

Dekan FMIPA Dr. Eny Winaryati menyebutkan dalam sambutannya bahwa kegiatan workshop bertujuan menginfokan bahwa bentuk apresiasi penelitian di Indonesia masih dirasa sangat kurang dan lemah dibandingan di luar negeri, maka dari itu Prodi Pendidikan Unimus adakan kegiatan workshop tersebut untuk mencoba membuka wawasan terhadap mahasiswa, dan dosen tentang bentuk lain dalam suatu penulisan  artikel ilmiah. Penelitian bukan merupakan hal yang “saklek”, penelitian merupakan hal yang dapat dilakukan dengan memasuki berbagai bidang keilmuan. Dekan juga menyebutkan bahwa dalam kehidupan sehari-hari, sebuah tulisan yang dapat dituangkan dalam sebuah penelitian, yang didapatkan dari pengalaman masa lalu dan masa sekarang. “Dalam dunia penelitian selain harus memasukkan data kuantitatif dan kualitatif yang mempunyai peran dan keunggulan masing-masing, juga harus memasukkan hal keunikan dan seni yang dapat saling menyeimbangkan. Pembicara merupakan salah satu pakar penelitian di Indonesia yang mumpuni dalam penelitian jenis kualitatif, kuantitatif, mixed method bahkan bisa menyandingkan ilmu seni (arts) masuk secara baik di banyak penelitian bidang eksaktanya. Sehingga lengkaplah ilmu pengetahuan teknologi dan seni (ipteks) tidak hanya iptek (tanpa seni) di dalamnya” terang Dr. Eny

Pada pengantar workshop yang dipandu Kaprodi S1 Pendidikan Kimia Unimus Fitria Fatichatul Hidayah, Ssi, MPd, Yuli Rahmawati, MSc, PhD menyampaikan banyak karya penelitian maupun jurnal internasional bereputasi yang ditulisnya menggunakan gabungan art (misal sejarah, sastra dan sejenisnya). Cara ini membuat ilmu tidak terkotak-kotak atau terpisah tegas antara sains dan seni. Pengerjaan secara mendalam dengan jenis dan metode penelitian yang pas yang menjadikan karya-karyanya justru diterima di jurnal internasional (Q1) yang semula di jurnal nasional malah ditolak.

Lebih lanjut menurut lulusan S2 dan S3 Curtin University, Australia ini menyatakan perlu kerja keras membuka “gap fanatisme” keilmuan di Indonesia dan luar negeri. Dirinya membuka wawasan contoh bentuk lain penulisan artikel ilmiah yang menggabungkan ilmu ekasakta dan seni tanpa mengurangi kekuatan keilmiahaan materi yang ditulisnya (tetap sangat mendalam). Artikelnya justru sering ditolak di jurnal nasional tetapi diterima di jurnal internasional sangat bereputasi (Q1). Sehingga dia memberi contoh para mahasiswa perlunya berjuang menembus sesuatu yang selama ini (fanatisme) kelompok ilmu untuk bisa bertindak tidak terlalu fanatik.

Reportase UPT Kehumasan dan Keprotokoleran

Loading

Leave a Reply