Semarang Ι (10/06/2020) Tatanan kehidupan baru atau “new normal” di era pandami Covid-19 dalah topik yang hangat dibahas saat ini. Esensinya “new normal” adalah tetap produktif tapi harus sesuai dengan protokol kesehatan untuk aman dari virus corona. Tak tinggalan Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus) juga bersiap untuk beradaptasi dengan tatanan baru paska pandemi dengan menggelar sosialisasi dan dialog online tentang “new normal”. Menghadirkan walikota Semarang Hendrar Prhadi, SE, MM yang akrab dipanggil Pak Hendi. Sosialisasi dan dialog online “The New Normal” di kota Semarang dilaksanakan daring dengan video conference dan disimak oleh civitas akademika Unimus juga masyarakat umum. Dimoderatori oleh Rektor Unimus Prof. Dr. Masrukhi, M.Pd secara online dari aula gedung FK Unimus, Pak Hendi melakukan sosialisasi dan dialog secara virtual dari balaikota Semarang pada Rabu (10/06/2020)

Wakil Rektor I Unimus Dr. Budi Santosa, M.Si.Med membuka dialog online

Disampaikan oleh Pak Hendi, Pemerintah Kota Semarang mempertimbangkan kembali penerapan “new normal” yang semula akan dilaksanakan setelah pembatasan kegiatan masyarakat (PKM) tahap ke dua pada 7 Juni lalu. Seperti ditetapkan oleh WHO kriteria pertama dalam menerapkan konsep new normal harus memiliki bukti bahwa penularan Covid-19 di wilayahnya telah bisa dikendalikan. Bila mengacu pada angka reproduksi (R0), situasi bisa dikatakan terkendali bila angka R0 di bawah 1.

“Ro atau tingkat penularan Covid-19 di kota Semarang menjadi pertimbangan belum diberlakukannya “new normal”. Terjadinya lonjakan kasus Covid-19 paska lebaran membuat “new normal” tidak bisa diterapkan di Semarang. New Normal belum bisa diterapkan karena Ro kota Semarang diatas 1,4 sementara new normal bisa diterapkan jika Ro berada di bawah angka ambang 1” terangnya. “Karena Ro masih diatas 1 maka new normal tidak kita jalankan, sebagai tindak lanjutnya PKM jilid tiga di terapkan 8-21 Juni 2020. PKM yang kami lakukan itu mengatur pembatasan, mulai dari sosial budaya dan ekonomi dengan melibatkan peran aktif dari berbagai lapisan masyarakat.

Rektor Unimus Prof. Dr. Masrukhi memandu dialog online

Langkah-langkah ke depan hidup berdampingan dengan Covid-19, tambah Hendi,  Kota Semarang mulai membiasakan dari awal. Masyarakat Semarang, tegas pak Hendi sudah teredukasi untuk memutus mata rantai dan bagaimana kemudian masyarakat aman dari virus corona. “Saat ini dilakukan rapid tes Covid-19 secara masal di masyarakat, misalnya di pasar, di swalayan, di kerumunan dan di tempat lain. Dibidang pendidikan juga tetap dijaga sesuai protokol kesehatan. Kuliahnya jika masih bisa online gunakan daring, seminimal mungkin melakukan offline. Jika tatap muka secara langsung maka harus memperhatikan protokol kesehatan. Penerimaan mahasiswa baru dan wisuda juga dilakukan secara online” terangnya.

Lebih jauh Hendi menyampaikan bahwa garda terdepan sebenarnya adalah kedisiplinan masyarakat. “Ini adalah tantangan kita, maka dibutuhkan kesolidan dan kekompakan. Jika semua berkomitmen untuk merah putih maka kita bisa melalui pandemi dan hidup lebih baik” pungkasnya. Sosialisasi yang berlangsung selama 1 jam ditutup dengan dialog dan diskusi.

Reportase UPT Kehumasan

Loading

Leave a Reply