Semarang | 29 September 2020 Fakultas Tekni Universitas Muhammadiyah Semarang Gelar Seminar Nasional “Peran Insinyur dalam Pembangunan Nasional di Era New Normal” dengan dihadiri oleh Dekan yang sekaligus salah satu narasumber (Dr. R.M. Bagus Irawan Widyawardana, M.Si., IPM.) Para Kaprodi, Dosen, Sivitas Akademika di Lingkungan FT Unimus, serta menghadirkan ketua Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Jawa Tengah (Ir. Wisnu Suharto, Dlpl., HE.IPU., ACPE.,) sebagia Narasumber dan diikuti oleh lebih dari 300 peserta yang berasal dari masyarakat umum, Praktisi, Dosen, serta Mahasiswa baik Unimus maupun Mahasiswa luar. Kegiatan seminar nasional tersebut merupakan kegiatan yang sangat penting bagi Fakultas Teknik Unimus karena untuk melihat bagaimana potret para insinyur di Indonesia dalam berperan pada pembangunan nasional, khususnya pada masa sekarang ini, dimana sedang terjadi wabah virus Covid – 19 yang sedang melanda seluruh dunia, tentunya memberikan dampak yang sangat signifikan bagi semua aspek pembangunan yang ada dan sempat terhenti sejak awal munculnya pandemi Covid – 19 khususnya di Indoneisa sejak akhir Februari dan awal Maret tahun 2020 lalu. Tujuan lain dari Seminar Nasional tersebut adalah untuk memberikan pengetahuan tentang bagaimana sikap yang harus dilakukan sebgaia seorang tenaga Teknik baik Teknik mesin maupun Teknik elektro dan juga insinyur dalam menjalankan peran dalam pembangunan nasional serta kebijakan strategis pemerintah utamanya untuk menyelamatkan pembangunan proyek – proyek yang ada di Indonesia.

Seminar Nasional “Peran Isninyur dalam Pembangunan Nasional di era New Normal” dibuka oleh Dekan Dr. Bagus Irawan, M.Si., IPM.

Persoalan New Normal atau Normal Baru sekarang ini menjadi permasalahan Internasional, dimana merupakan musibah dan wabah yang diakibatkan oleh penularan virus Covid – 19 yang menjadi pandemic di seluruh dunia selama kurun waktu hamper satu tahun. Namum demikian sebagai tenaga Teknik atau engineer dan juga Insinyur yang tergabung dalam Persatuan Insinyur Indoneisa (PII) tetap perlu melakukan langkah – langkah kongkrit didalam proses pembangunan nasional yang ada di Indonesia. Keterlibatan para insinyur dan juga kesiapan para sarjana Teknik tentu merupakan hal yang sangat diinginkan oleh pemerintah apakah sudah sesuai dan memenuhi kuota dalam proses pembangunan. Hal tersebut senada dengan yang disampaikan oleh Dekan Fakultas Teknik (Dr. R.M. Bagus Irawan Widyawardana, M.Si., IPM.) bahwa ketersediaannya tenaga Teknik dan insinyur perlu adanya peran dari perguruan tinggi yang ada di Indonesia dalam mencetak tenaga – tenaga akhli dalam bidang Teknik dam pembangunan infrastruktur.

Penyampaian Materi oleh Dekan FT Unimus Dr. R.M. Bagus Irawan Widyawardana, M.Si., IPM.sekaligus Narasumber

Propgram strategis nasional yang dimulai sejak tahun 2020 sampai tahun 2024 nanti dimana di dalamnya banyak proyek – proyek yang nantinya akan melibatkan para engineer atau Tenaga Teknik baik mesin, elektro, Teknik lingkungan, sipi dan juga arsitek, kata Dekan FT. Namun perlu adanya kesadaran dan di ketahui bahwa adanya keterbatasan jumlah lulusan dari Fakultas Teknik di Indonesia yang menjadi kendala, sementara kebutuhan akan tenaga Teknik di Indonesia pada tahun 2025 kurang lebih seharusnya dibutuhkan dua ratus ribu lebih tenaga Teknik. Tetapi pada kenyataannya Fakultas Teknik perguruan tinggi di Indonesia hanya bisa meluluskan dan memenuhi sekitar dua puluh tujuh ribu tenaga Teknik. Maka dari itu perlu adanya peran dari perguruan tinggi dan pemerintah untuk meningkatkan daya saing terkait dengan lulusan termasuk menambah kapasitas ruang dan program – program baru serta mempercepat masa studi.

Pemaparan MAteri Oleh Narasumber ketua Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Jawa Tengah (Ir. Wisnu Suharto, Dlpl., HE.IPU., ACPE.,)

Kurangnya lulusan tenaga Teknik yang ada tidak lepas dari kendala yang ada, seperti kendala kurangnya minat calon mahasiswa dalam mengambil program Teknik dibandingkan dengan program lain seperti Ekonomi dan Sosial, hal tersebut dikarenakan adanya stigma yang turun temurun bahwa dalam program Teknik akan lebih susah untuk bisa lulus lebih cepat. Selain itu juga penghasilan engineer yang dianggap lebih sedikit dari profesi lainnya seperti perbankan, retail perdagangan, sehingga banyak kaum muda untuk enggan menjadi seorang engineer dan insinyur. Maka dari itu menutup stetemen Dekan menyampaikan perlu adanya saran dan masukkan kepada pemerintah terkait masa studi yang dan juga system pembelajaran dan juga pada system penggajian dalam bidang Teknik.

Penutupan acara dan penyerahan Kenang – kenangan kepada narasumber

Reportase Kehumasan Unimus

Loading

Leave a Reply