Semarang ǀ Selasa (1/06/2015), UNIMUS Residence 1 Ponpes Putri Kh. Sahlan Rosjidi melaksanakan Acara Baitul Arqom Purna Study (BAPS) pada tanggal 30 Mei- 2 Juni 2015 dengan dibagi menjadi 3 Gelombang. Acara tersebut bertempat di Aula BP-DIKSUS jl. Elang raya no. 2 semarang yang di ikuti oleh seluruh Mahasantri Unimus Residence 1 yang berjumlah 277 mahasantri dari 15 program studi yang tinggal di Asrama Unimus. Mereka yang mengikuti BAPS adalah mahasantri yang dinyatakan lulus ujian 8 kompetensi yaitu wudhu, tayamum, sholat fardhu, sholat jenazah, baca Al-Qur’an, mandi janabat, do’a sehari-hari, hafalan 22 surah (Al-Ikhlas – Ad-Duha) serta surah al-baqarah (ayat 1-10, ayat 255, ayat 284-286). Dalam pencapaian 8 kompetensi tersebut, Mahasantri memperoleh bimbingan dari para musyrifah.
Acara Baitul Arqom Purna Study (BAPS) dibuka oleh Rektor UNIMUS Prof. Dr. H. Djamaluddin Darwis, MA , dilanjutkan dengan serah terima peserta BAPS oleh Direktur Unimus Residence 1 Rohmat Suprapto, S.Ag, MSI kepada Dra. Mufnaety, M.Ag selaku Master of Training BAPS.
Adapun materi-materi yang diberikan dalam BAPS meliputi materi 1: Peran dan Tantangan Dakwah Muhammadiyah di Era Modern oleh Prof. Dr. H. Djamaluddin Darwis, MA dan Dr. Dr. H. Shofa Chasani, SPPD KGH , materi 2: Globalisasi dan Tantangan Umat Islam (untuk Pemuda dan Pelajar/Mahasiswa) oleh Prof. Dr. H. Yusuf Suyono, MA dan Prof. Dr. H. Djamaluddin Darwis, MA , materi 3: Menjadi Mahasiswa yang Sukses Pasca Asrama (Motivasi) oleh Drs. H. Bambang Nugroho, MM , materi 4: Revitalisasi Aqidah di Era Modern oleh Prof. Dr. H. Suparman Syukur, M.A, Dr. H. A. Hasan Asy’ari Ulamai, M.Ag dan Dr. H. Zuhad Masduqi, M.A , materi 5: Peran Alumni Asrama Membentuk Islamic Society di Sekitar Kampus oleh Dr. H. Djoko Setyo, SE, MM, SH, MKn
Para mahasantri peserta BAPS diharapkan menjadi kader muhammadiyah dengan membentuk karakter muslimah sebagai role model yang memberikan dampak positif dilingkungan sosial masyarakat sekitar kampus, sehingga mampu memberikan warna tersendiri.
(Redaksi: Denik Maria Ulfa dan Desi Wahyuningtias)
