Semarang | Agama Islam hadir memupuskan budaya Arab Jahiliyyah. Fanatisme kesukuan yang sebelumnya begitu kokoh perlahan pudar hingga kemudian terusir. Kedudukan wanita yang berada dibawah kezaliman seperti tempat pelampiasan nafsu laki-laki, dikungkung paksa, serta diperjual-belikan berubah menjadi mulia dan terhormat. Allah telah menjelaskan dalam Al-Qur’an bahwa kedudukan antara laki-laki dan wanita sama, keduanya mendapat perlakuan yang sama sesuai batas kemampuan dan kodrat masing-masing. Membebaskan wanita dari perbudakan Jahiliyah menuju kemerdekaan Islam, dari jurang kehinaan, kenistaan, ketidakberdayaan menuju martabat kehormatan, kemuliaan dan kemerdekaan. Demikianlah paparan materi yang disampaikan oleh Lady Farhana, S.Psi selaku pembicara dalam kegiatan seminar yang diselenggarakan oleh Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Unimus pada Sabtu ini (26/05/2018).

 

Lady Farhana, S.Psi selaku pembicara dalam kegiatan seminar yang diselenggarakan oleh Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Unimus pada Sabtu (26/05/2018).

 

Bertempat di gedung NRC Unimus, seminar tersebut diikuti oleh peserta dari berbagai perguruan tinggi di Semarang. Mengusung tema “Peran Wanita Dalam Membangun Peradaban Bangsa”, Teh Lady (sapaan akrabnya) menjelaskan bahwa sebagai perempuan kita harus menjadi sosok yang produktif. “Kita disini diberikan kesempatan yang sama oleh Allah. Kita harus bersyukur. Manusia itu pada hakikatnya adalah makhluk yang sibuk. Waktu yang sama, 24 jam dalam 1 hari, 7 hari dalam seminggu tinggal bagaimana kita memilih dan mengisi untuk apa saja waktu-waktu itu. Kalian bisa memilih waktu kalian sebagian besar habis untuk main-main atau mengikuti kegiatan positif dan bermanfaat,’’ paparnya.

 

Suasana saat Teh Lady memberikan pemaparan

 

Penulis Buku yang berjudul “Menyelami Makna Cinta” tersebut, mengungkapkan bahwa sebagai perempuan jangan lantas membuat diri menjadi tidak maju. “Misalnya disuruh  menjadi ketua organisasi tidak mau dengan alasan tidak memiliki kompetensi leadership, disuruh menjadi pembicara utama tidak mau dengan alasan malu dan menunjuk orang lain saja yang menurutnya mampu,” lanjutnya. Menjadi sosok perempuan yang maju harus berani menapaki dan menaiki tangga kesuksesan. “Apabila tangga kesuksesan tidak dinaiki, dan malah mempersilahkan orang lain untuk naik, kita akan jauh tertinggal dibawah,” tambah perempuan asal Cianjur – Jawa Barat tersebut.

 

 

Teh Lady menambahkan bahwa wanita yang tidak dapat menjalankan perannya sebagai pendidik utama dan pendamping hidup yang baik, berarti ia juga telah gagal menjalankan perannya sebagai tiang negara. Bahkan sebaliknya, secara tidak langsung ia telah meruntuhkan negaranya. Ketika wanita gagal dalam menjalankan perannya sebagai pendidik utama, maka yang dihasilkan bukanlah generasi muda harapan bangsa, tetapi generasi “preman” yang suka tawuran, narkoba dan pergaulan bebas. Padahal tongkat estafet kepemimpinan beralih kepada generasi muda. Ketika tiang-tiang negara ini bobrok, akan hancurlah negara ini. Tidak salah bila Islam menggambarkan wanita sebagai tiang negara. Jika baik wanitanya, maka akan jayalah negara tersebut. Akan tetapi, jika jelek wanitanya, maka akan runtuhlah negara itu. Karena itu, jika ingin memperbaiki bangsa ini tidak cukup hanya dengan memperbaiki kaum prianya, tapi juga harus memperbaiki pula kaum wanitanya. Hingga akhirnya, dengan wanita-wanita yang baik, yang memahami tugas serta kewajibannya, memahami hakikat dirinya. Insya Allah, akan tercipta sebuah peradaban yang baik bagi dunia ke depannya.

Loading