Semarang | Perguruan tinggi menyatakan tertarik mendukung proyek kemanusiaan mencegah dan memberantas kasus stunting di Tanah Air yang dijalankan oleh negara. Menurut Rektor Unimus Prof Dr Masrukhi, pihaknya menjadi salah satu bagian dari kampus yang ikut mengambil bagian menekan angka stunting di tengah masyarakat.
Kami juga telah sepakat bergandengan tangan dengan Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) untuk mendukung langkah pencegahan stunting. Hal ini pun sejalan dengan kebijakan merdeka belajar kampus merdeka (MBKM) Kemendikbudristek yang memungkinkan mahasiswa dan dosen terlibat langsung dalam proyek kemanusiaan semacam ini, tutur Rektor Masrukhi seusai menjadi tuan rumah penandantangan naskah kerja sama dengan Kepala Pusat BKKBN Dr (HC) dr Hasto Wardoyo, SpOG (K), kemarin.
Penandatanganan naskah kerja sama dilaksanakan di ruang kelas digital milik Fakultas Kedokteran Unimus dihadiri para wakil rektor dan dekan di lingkungan Unimus. Selain itu juga hadir perwakilan Majelis Dikti Litbang PP Muhammadiyah serta delegasi dari berbagai perguruan tinggi di lingkungan Muhammadiyah (PTM) se Indonesia yakni UMY, UMS, dan sebagainya yang ikut menandatangani kerja sama dengan BKKBN.
Selain mereka yang hadir secara tatap muka di lantai III gedung FK Unimus, terdapat lebih dari 100 pimpinan perguruan tinggi Muhammadiyah dan Aisiyah yang ikut menyaksikan acara ini secara telekonferensi.
Kolaborasi Lebih jauh Masrukhi menyatakan dengan adanya kerja sama ini maka mahasiswa dan dosen bisa terlibat langsung dalam banyak program kolaborasi bersama BKKBN.Bahkan nantinya, program ini bisa dihargai 20 SKS saat mahasiswa memberikan pendampingan, penyuluhan, sosialisasi dan lainnya. Selain itu dengan berbasis rumpun keilmuan kesehatan seperti kebidanan, keperawatan, gizi, kesehatan masyarakat, kedokteran, maupun lainnya bisa memanfaatkan momentum untuk terlibat dalam berbagai upaya meningkatkan kualitas hidup dan derajad kesehatan di tengah masyarakat.
Sementara itu Hasto Wardoyo, yang pernah menjabat Bupati Kulon Progo DIY, menyatakan semua pihak termasuk kalangan kampus, diajak untuk memperhatikan usaha pemerintah mempercepat penurunan stunting. Sebab, stunting atau kelainan tinggi badan akibat kurangnya nutrisi dan asupan gizi bisa mempengaruhi produktivitas seseorang. Alasan itu juga yang membuat langkah menekan dan mencegah stunting sangat dibutuhkan. Menurutnya ini juga karena di Indonesia masih banyak daerah dengan angka stunting yang masih tinggi.
Melalui program pendataan keluarga diperoleh juga mengenai data anak stunting. Data ini pun dapat dijadikan pegangan bagi perguruan tinggi yang akan melakukan KKN tematik mengenai pencegahan stunting, untuk menentukan lokasi KKN. Diharapkan adanya kerja sama dengan banyak kampus di lingkungan Muhammadiyah menjadi proye