• Post author:
  • Post category:Berita

UNIMUS ǀ Semarang,Rabu (05/08/2015) menindaklanjuti kegiatan Workshop Metode Pembimbingan Bagi Dosen Lapangan “DPL” yang terlaksana pada 3-4 Agustus 2015 kemarin, Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus) mengadakan Kuliah Pakar: “Sinkronisasi Pola Perencanaan Kegiatan Praktek PBL (Praktek Belajar Lapangan) Mahasiswa Unimus dengan Rencana Pembangunan Daerah”.

1
kuliah pakar unimus 2015

Kegiatan ini diikuti oleh 98 peserta yang terdiri dari dosen dan mahasiswadari Fakultas Kedokteran, Fakultas Kesehatan Masyarakat, serta Fakultas Ilmu Keperawatan dan Ilmu Kesehatan Unimus. Acara dimulai pada pukul 09.00 WIB dengan diawali sambutan dari Dr.Sri Rejeki, M.Kep, Sp. Mat ( Wakil Rektor II Unimus) sekaligus pembukaan acara kuliah pakar tersebut.

kuliah pakar unimus 2015
kuliah pakar unimus 2015

Kegiatan yang bertempat di Gedung Nursing Research Center (NRC) Fakultas Ilmu Keperawatan dan Ilmu Kesehatan Ruang 408 ini mengundang tiga orang narasumber dari luar yang kompeten dalam bidang Pembangunan Daerah dan seorang narasumber dari Unimus. Narasumber pertama Drs. Ali Mochtar, MM selaku Camat Mijen menyampaikan materi mengenai “Pelaksanaan MUSRENBANG ( Musyawarah Perencanaan Pembangunan) dan Hasilnya” . Materi kedua disampaikan oleh Dr. Sri Rejeki, M.Kep, Sp. Mat mengenai “Pola PBL di lingkungan Unimus” . Materi selanjutnya disampaikan oleh dr. Yulianto Prabowo, M.Kes dengan judul “Pola Perencanaan Pembangunan Kesehatan” . Materi terakhir tentang “Pola Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Tengah” disampaikan oleh H. Urip Sihabudin, SH.MH. (Kepala BAPPEDA Provinsi Jawa Tengah).

kuliah pakar unimus 2015
kuliah pakar unimus 2015

Antusiasme peserta Pakar Kuliah ditunjukkan dengan banyaknya pertanyaan yang diajukan kepada para narasumber. Beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari kuliah pakar kemarin berkaitan dengan perencanaan pembangunan daerah yaitu kita sebagai masyarakat harus berpartisipasi dalam upaya penyusunan rencana kerja pemerintah daerah kota Semarang, agar isu-isu seperti kemiskinan, pengangguran, rendahnya derajat kesehatan masyarakat, kapasitas dan kualitas infrastruktur yang kurang memadai dapat berkurang. (humas-jipc).

Loading