UNIMUS ǀ Semarang (11-12 Juni 2015) yang lalu, Program Studi Profesi Ners Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan (FIKKES) Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus) melakukan pelatihan Pembimbingan Klinik Metode Outcome Present Test (OPT) – Peer Learning selama dua hari. Pelatihan ini melibatkan seluruh mahasiswa program profesi Ners dan pembimbing, baik pembimbing akademik maupun klinik dari beberapa Rumah Sakit Negeri dan Swasta di Jawa Tengah. Tujuan dari kegiatan tersebut adalah sebagai upaya program studi untuk meningkatkan capaian kompetensi peserta didik melalui metode pembelajaran baru yang inovatif dan menurunkan syock condition praktikan di lahan praktik. Dengan semangat Unimus sebagai perintis Nursing Research Center, metode pembimbingan klinik OPT-peer learning ini merupakan penerapan hasil riset yang telah dilakukan oleh dosen Unimus, Edy Wuryanto, SKp., M.Kep.
Salah satu model pembelajaran penalaran klinik yang digunakan untuk meningkatkan ketrampilan penalaran klinik pada pendidikan keperawatan adalah Model Outcome-Present Test (OPT). Model OPT adalah model proses keperawatan yang dirancang untuk mengembangkan ketrampilan penalaran klinik peserta didik dan fokus model tersebut adalah hasil (outcomes) dengan cara berpikir balik (backward) untuk mengubah klien dari status kesehatannya saat ini (present state), ke keadaan yang diinginkan (outcome). Dengan kata lain model yang sangat simple terdiri hanya 1 (satu ) lembar ini membuat pembelajaran untuk meningkatkan ketrampilan penalaran klinik lebih mudah dan mengurangi unsur copy paste dalam pendokumentasian. Sedangkan peer learning merupakan strategi yang efektif untuk mengatasi masalah tersebut. Dimana mahasiswa akan dibagi beberapa kelompok yang terdiri dari 2-3 mahasiswa. Peer learning tidak berarti menghilangkan peran pembimbing klinik. Sebaliknya, peran pembimbing klinik sangat penting dalam memberikan umpan balik untuk memperbaiki kinerja peserta didik. Metode peer learning sangat bermanfaat dalam pembelajaran karena peserta didik mampu menghargai berpikir sendiri, bekerja dalam sebuah tim dan mampu memecahkan masalah.
Pendidikan klinik keperawatan sangat berperan dalam meningkatkan keterampilan penalaran klinis mahasiswa. Peserta didik membutuhkan pengalaman belajar dalam meningkatkan kemampuan penalaran klinis yang efektif agar mampu mengumpulkan data, memecahkan masalah, membuat keputusan, dan memberikan layanan berkualitas. Meskipun demikian, pembelajaran keterampilan penalaran klinis menjadi tantangan tersendiri bagi pengajar karena terbatasnya metode pembelajaran penalaran klinis yang tersedia.
Output yang diharapkan program profesi Ners yaitu perawat mampu mengambil keputusan secara efektif, cepat dan tepat dalam merawat pasien. Sehingga hal tersebut dapat melatih kemampuan berfikir kritis mahasiswa ketika menghadapi kasus yang dialami oleh pasien kelolaannya selama praktik klinik. Penalaran klinis adalah komponen penting dalam praktik keperawatan. Dalam menghadapi kebutuhan sistem pelayanan yang kompleks dan dinamis, praktik keperawatan membutuhkan perawat yang mampu berpikir dan mengambil keputusan secara efektif. Perawat seharusnya memiliki pengetahuan keperawatan dan medik, mampu menganalisis data klinis dan data lain dari berbagai sumber, menyusun intervensi dan mengevaluasi kondisi pasien, untuk keselamatan pasien. Dengan kata lain, perawat harus memiliki keterampilan penalaran klinik yang efektif agar mampu beradaptasi terhadap perubahan lingkungan kerja yang serba cepat dan penuh tantangan. Lingkungan pelayananan keperawatan kritis membutuhkan kemampuan penalaran klinis yang tinggi dari perawat. Perawat ICU melakukan sedikitnya 50 penalaran klinis penting selama 8 jam shif; melakukan penilaian dan keputusan klinis setiap 30 detik. Tetapi seringkali perawat ICU mengalami kesulitan mengambil keputusan klinis. Setengah dari tanda klinis yang dicatat dalam 24 jam, tidak dilakukan tindakan. Perubahan-perubahan kondisi pasien kritis seperti denyut nadi, kecepatan pernafasan dan oksigenasi sering tidak ditindak lanjuti, karena perawat kurang terampil dalam melakukan penalaran klinis.
Selain kemampuan berfikir kritis beberapa kendala lain sering ditemui mahasiswa ketika sedang menghadapi praktik klinik sehingga diharapkan dengan metode OPT-peer learning ini dapat mengatasi kendala tersebut. Sekretaris Program Studi Profesi Ners (Ernawati, SKp., M.Kes.) menyebutkan beberapa permasalahan yang dihadapi oleh mahasiswa adalah kurangnya motivasi belajar dan tingginya stress dalam menjalani program profesi Ners, sehingga metode pembimbingan OPT-peer learning ini diharapkan mampu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh peserta program profesi Ners maupun pengelola program studi selama ini. (ners&humas-jipc).