Prosesi ucap janji mahasiswa Keperawatan dan Kebidanan Fikkes Unimus

Semarang │Upacara ucap janji mahasiswa atau Capping Day adalah tahapan awal yang harus dilalui setiap mahasiswa keperawatan dan kebidanan sebelum melakukan praktek di klinik di rumah sakit atau layanan kesehatan lain. Begitu pula yang dilakukan oleh 260 mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan (Fikkes) Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus) mengikuti kegiatan “Upacara Ucap Janji”. Namun ada yang berbeda pada upcap janji kali ini karena Fikkes Unimus menggelarnya secara daring / online. Pertama kali Fikkes menggelar Capping Day secara daring karena adanya pandemi Covid-19. Kegiatan diikuti  72 mahasiswa D III keperawatan, 11 mahasiswa D III kebidanan, 137 mahasiswa S1 keperawatan dan 40 mahasiswa profesi ners secara daring dengan video streaming. Lima perwakilan mahasiswa hadir langsung untuk mengikuti ceremony di lantai 7 gedung FK Unimus, sisanya mengikuti secara online dari rumah dengan didampingi orang tua atau wali masing-masing. Kegiatan ucap janji ini merupakan kegiatan yang rutin dilaksanakan oleh Program Studi Keperawatan dan Kebidanan dalam rangka menghantarkan mahasiswa memasuki lahan praktik.  Di laksanakan pada Sabtu (27/06/2020) acara dihadiri Dekan Fikkes (Dr. Ali Rosidi, SKM, M.Si), Wakil Dekan I Fikkes (Dr. Tri Hartiti, SKM, M.Kes) Ketua dan Sekretaris Program Studi Keperawatan dan Kebidanan Fikkes Unimus, Ketua IBI Jawa Tengah, serta perwakilan orang tua mahasiswa.

Penandatanganan berita acara ucap janji oleh perwakilan mahasiswa profesi ners

Melalui sambutannya Dekan Fikkes menyampaikan kegiatan ucap janji juga menjadi titik awal mahasiswa menapaki tahapan berikutnya praktik klinik di berbagai institusi kesehatan dan terjun langsung di masyarakat. Ditambahkan oleh Dekan Fikkes bahwa momentum ucap janji sebaiknya dijadikan pijakan unutk meningkatkan performa perawat dan bidan di tengah masyarakat. Saat prosesi ucap janji, mahasiswa membacakan janji berisi kewajiban yang harus dilaksanakan dan ditepati oleh mahasiswa ketika memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien, berupa janji untuk tidak membedakan pasien, mengutamakan pasien dan memegang semua rahasia pasien” terang Dr. Ali. Dekan Fikkes Unimus berharap kelak dapat mencetak perawat dan bidan profesional yang unggul dalam keilmuan, ketrampilan dan keislaman. Tak lupa Dekan Fikkes juga memesankan kepada mahasiswa bahwa menjadi seorang perawat dan bidan adalah panggilan hati, maka harus dikerjakan secara ikhlas dengan skill yang luar biasa. Prosesi ucap janji ditutup dengan pemasangan penutup kepala / cap (bagi mahasiswa perempuan) dan pemasangan pin secara simbolis oleh ketua program studi.

Dekan Fikkes Dr. Ali Rosidi menyampaikan arahan dan sambutan

Usai kegiatan ucap janji dilaksanakan kuliah umum bertajuk “Strategi Pembelajaran Klinik di Masa Pandemi Covid-19” dengan narasumber dari PPNI Jawa Tengah dan RSUP Dr.Kariadi Semarang. Dipandu oleh moderator Sherkia Prakasiwi, S.SiT, M.Kes kuliah umum diawali dengan paparan materi oleh Ketua Majelis Kehormatan Etik Keperawatan PPNI Jawa Tengah (Dr. Arwani, SKM, BN.Hons,  MNS) yang memaparkan materi tentang “Etik dan Pribadi Muslim Mahasiswa Kesehatan”. Dipaparkan oleh Dr. Arwani bahwa etik terkait dengan patut dan tidak patut atau baik buruk dalam memberikan layanan kesehatan pada pasien. “Prinsip etik dalam kesehatan menghargai otonomi manusia atas harga diri dan martabat, melakukan yang terbaik dan tidak merugikan, tidak mencederai orang lain dan berlaku adil pada setiap pasien” terang Dr. Arwani yang juga menjadi Ketua Ikatan Alumni Fikkes Unimus. “Etika tentunya sangat berkaitan dengan kepribadian, etik mendasari kepribadian. Kepribadian muslim yang harus dikembangkan mahasiswa kesehatan antara lain sifat shidiq, amanah, tabligh dan fathonah yang merujuk pada Al-Qur’an dan hadis. Tentunya niat harus diluruskan dari awal dan harus menjadi insan yang prestatif dan inspiratif” pungkasnya.

 Sesi kedua kuliah umum disampaikan oleh Ketua Komite Mutu dan Keselamatan Pasien RSUP Dr. Kariadi Semarang yaitu Ns. Ellyana Sri Sulistyowati, S.Kep, MARS yang memaparkan materi bertajuk “Patient Safety dan Strategi Pembelajaran Klinik di Masa Pandemi Covid-19.  Dipaparkan oleh Ns. Ellyana bahwa keselamatan pasien sangat penting difahami oleh semua tenaga kesehatan kerena menjadi isu kesehatan global yang serius dan adanya patient centerdness. “Pasien tidak boleh cidera, jika terjadi kesalahan akan meningkatkan biaya kesehatan dan menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap tenaga kesehatan. Patient safety juga penting untuk mencegah konflik antara dokter, petugas kesehatan lain dan pasien”tegasnya. “Keselamatan pasien dilakukan dengan asessment risiko, identifikasi pengelolaan risiko, pelaporan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dengan melakukan tindak lanjut, implementasi solusi dan minimalisasi risiko” terangnya. Di akhir sesi Ns. Ellyana memaparkan tentang strategi pembelajaran klinik di masa pandemi berupa persiapan regulasi, panduan pembelajaran, persiapan SDM dan mahasiswa, persiaapan fasilitas, kerjasama dan dukungan finansial. “Dimasa pandemi kegiatan praktek klinik harus tegas mengikuti protokol pencegahan penularan Covid-19 diantaranya praktikan harus selalu menyiapkan dan memakai alat pelindung diri selama praktik klinik. Regulasi yang diterapkan adalah membatasi praktikan dan mendinaskan paraktikan hanya dinas shift pagi dan siang dengan pengawasan dan pendampingan pembimbing klinik. Ijin orang tua juga diperlukan untuk mahasiswa bisa praktik klinik di RS” pungkasnya. Kuliah umum ditutup dengan sesi diskusi dan tanya jawab mahasiswa dan dua narasumber.

Moderator memandu sesi diskusi usai kuliah umum

Reportase UPT Kehumasan

Loading

Leave a Reply