Semarang | Meriahkan bulan suci Ramadhan 1446 H, Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus) secara rutin menggelar Pengajian Kamis Pagi (13/3/2025). Pengajian yang diselenggarkaan di Masjid At-Taqwa Muhammadiyah Jawa Tengah berlokasi di Komplek Kampus Unimus tersebut mengundang narasumber Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah Dr. H. Tafsir, M.Ag., dihadiri oleh seluruh Jajaran Pimpinan dan Sivitas Akademika Unimus.
berikan tausiah Dr. Tafsir menyampaikan bab tentang bagaimana membangun keseimbangan dalam melaksanakan ibada puasa Ramadhan. Yang tidak hanya sekedar menahan diri dari makan dan minum, tapi dari nafsu lain yang lebih dalam dari itu, yakni tentang bagaimana mengelola siklus kehidupan dalam bulan yang penuh berkah.
Ramadhan mengajarkan untuk menjaga keseimbangan dalam segala aspek kehidupan, termasuk dalam beribadah. Ada sebuah siklus kehidupan yang bisa dipelajari, yaitu siklus waktu yang terdiri dari 4 jam, yang artiya dalam setiap 4 jam kita harus bisa mengatur waktu secara bijaksana. “setiap 4 jam kita diharuskan untuk mengatur waktu untuk beribadah, bekerja, beristirahat dan interaksi sesama manusia atau kegiatan sosial. Dengan mengikuti siklus ini, tidak hanya bisa mengatur waktu dengan efektif, tetapi juga memastikan bahwa kita selalu terhubung dengan Allah SWT tanpa terputus” ucap Dr. Tafsir.
“Begitu pula dalam kehidupan, kita sebagai manusia diingatkan bahwa setiap fase harus dilalui dengan kesabaran dan ketekunan, termasuk dalam bulan Ramadhan ini. Setiap fase kehidupan memiliki waktu dan tempatnya, dan yang penting yakni bagaimana kita menjalani setiap fase tersebut dengan baik, berlandaskan pada iman dan taqwa” Ujar Dr. Tafsir.
Siklus ini juga berkaitan dengan fase pada proses kehidupan manusia. Bahwa dalam fase ini dalam tubuh manusia mengikuti pola tertentu. Seperti dalam 40 hari setelah pembuahan, terjadi perubahan dalam janin, mulai dari gumpalan darah hingga gumpalan daging yang membungkus tulang, kemudian setelah 40 hari ketiga, Allah menurunkan ruh kepada janin.
Dilanjut dalam ceramahnya Dr. Tafsir juga memberikan tausiah puasa sebagai proses penyucian hati. Beliau menjabarkan bahwa puasa bukan hanya sekedar menahan hawa nafsu saja, melainkan sebagai sarana yang sangat baik untuk membersihkan dan memperkuat hati nurani. “dalam diri kita ada dua keuatan yang selalu bersaing yakni nafsu dan nurani. Jika kita hanya menuruti nafsu, maka kita akan berada di jalan keburukan dan kesesatan, akan tetapi jika mendengarkan nurani maka kita akan selalu berada di jalan yang benar, sehingga dari hal tersebut ada baiknya kita mengurangi menuruti hawa nafsu dan memperbanyak mendengar nurani khususnya dlaam menjalankan ibadah Ramadhan ini, seperti Kurangi makan dan tidur, dengan memperbanyak ibadah, terutama ibadah yang bersifat eksklusif seperti sholat malam di sepertiga malam terakhir. Ini adalah waktu yang penuh keberkahan dan kesempatan besar untuk mendekatkan diri kepada Allah” kata Dr. Tafsir.
Menutup tausiahnya Dr. Tafsir mengajak para jamaah untuk memanfaatkan bulan Ramadhan dengan memperbaiki diri, memperkuat hati nurani dan membersihkan jiwa. Jangan biarkan bulan suci Ramadhan berlalu tanpa mengambil hikmah yang terkandung didalamnya. Jaga keseimbangan dalam hidup, beribadah dan dalam berinteraksi dengan sesama. Dengan mengamalkan beberapa hal tersebut semoga kita menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih dekat dengan Allah SWT. Semoga pengajian ini bermanfaat bagi kita semua, dan menjadi momentum untuk meningkatkan amal ibadah kita di bulan Ramadhan ini.
Reportase Humas (tsb)