Wakil Dekan Fikkes Dr. Tri Hartiti membuka acara pelatihan BT&CLS

Semarang │(26/08/2017) Prograhari dari 26-31 Agustus 2017 diikuti oleh 72 peserta terdiri mahasiswa keperawatan Unimus, dosen, mahasiswa dari perguruan tinggi di luar Unimus dan perawat klinik. Acara dibuka oleh Wakil Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan (Dr. Tri Hartiti, SKM, M.Kep) dihadiri Ketua DPK PPNI Unimus (Ns. Chanif, MNS) dan Koordinator pelatihan dari Yayasan AGD 118 Jakarta.

Peserta BT&CLS mengikuti acara pembukaan pelatihan.

Ketua DPK PPNI Unimus (Ns. Chanif, MNS) mengungkapkan bahwa pelatihan BT&CLS merupakan upaya Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Unimus menyiapkan lulusan yang unggul dalam kegawatdaruratan. “Nantinya peserta akan mendapat sertifikat yang akan menjadi tambahan Surat Keterangan Pendamping Ijazah (SKPI) sebagai bukti kompetensi yang dimiliki” tambah Ketua DPK PPNI Unimus yang juga ketua program studi DIII Keperawatan. Chanif menegaskan bahwa kompetensi tambahan yang dimiliki mahasiswa Unimus menjawab tantangan dunia keperawatan sekarang terutama dengan diberlakukannya Masyarakat Ekonomi Asia (MEA) yang memungkinkan para perawat seluruh ASEAN bebas bekerja di negara anggota ASEAN. “Pelatihan ini memberikan kesempatan agar lulusan Unimus mendapat peluang tersebut dan dengan kompetensi yang dimiliki lulusan kita yakin bahwa lulusan kita tidak akan kalah dengan lulusan dari negera lain di ASEAN” tandas Chanif.

Simulasi penanganan kondisi kegawat daruratan oleh trainer pelatihan BT&CLS didepan peserta pelatihan

Perwakilan Yayasan AGD 118 Jakarta sekaligus koordinator pelatihan (Ns. M.Satori, S.Kep) menuturkan bahwa melalui pelatihan ini seluruh peserta akan mendapatkan semua konsep ilmu dan teori serta ketrampilan dalam menangangi situasi gawat darurat. “Pelatihan BT&CLS ini penting bagi perawat sebab cidera atau trauma dapat menyebabkan kematian yang cepat sehingga perawat atau tenaga kesehatan perlu dibekali kemampuan yang cukup. Dengan mengikuti pelatihan ini peserta pelatihan dapat menganalisis kondisi pasien yang cepat dan teliti dengan pendekatan Airway, Breathing, Circulation, Dissability dan Exposure (ABCDE)” papar trainer yang sudah berpengalaman lebih dari 20 tahun tersebut.

Peserta dilatih oleh orang trainer dari Yayasan AGD 118 Jakarta. Kegiatan pelatihan meliputi pembelajaran di kelas, praktek di laborat serta evaluasi tulis dan praktek. Peltihan juga diisi dengan simulasi penanganan bencana. Pelatihan ini penting sebagai bekal bagi lulusan perawat yang diharapkan memiliki kompetensi unggul dibidang keperawatan gawat darurat. Kompetensi unggulan ini sangat diperlukan oleh perawat yang akan terjun ke masyarakat. Setelah BT & CLS, diharapkan mahasiswa dapat melanjutkan ke tahap lanjut pada Advance Trauma Cardiac Nurse (ATCN) atau Advance Trauma Life Support (ATLS) merujuk pada kebutuhan Rumah Sakit sebagai pihak pengguna yang menggunakan standar akreditasi Rumah Sakit.

Reportase humas dan protokoler

Loading