UNIMUS’s Lecturers Teach “Denok Semarang Dance” toKhonKaen University’s Students.
UNIMUS’s Lecturers Teach “Denok Semarang Dance” toKhonKaen University’s Students.

Thailand | Pada tanggal 26 November – 9 November, Dosen Pendidikan Bahasa Inggris UNIMUS, ibu Dian Candra Prasetyanti, M.Pd yang sedang mendapat tugas dari Kemenristek Dikti untuk mengajar Bahasa Indonesia Penutur Asing dan Kebudayaan Indonesia di Khon Kaen University (KKU), mengadakan kegiatan berkolaborasi dengan mahasiswa S2 Fakultas Keperawatan dengan judul “Indonesia Traditional Aerobic Dance”.

Pada Tanggal 26 November, adalah sessi pembukaan dari acara tersebut, di dalam acara tersebut, Ibu Dian Candra beserta dua mahasiswi Thailand di kelas Bahasa Indonesia menarikan “Tari Denok” yang beraasal dari Semarang sebagai tari pembuka, tidak disangka tari tersebut memukau para penonton terutama para Professor di Fakultas Keperawatan , Khon Kaen University, karena salah satu professor disana meminta secara resmi kepada Ibu Dian Candra untuk mengajar tari denok untuk para dosen disana. Sungguh menjadi suatu kebanggaan tersendiri, apabila tari tradisional kita disukai oleh orang asing. Acara tersebut dihadiri oleh BU DIAN 2 JPGsebagian mahasiswa S1,S2 dan S3 dari berbagai negara.
Setelah memberikan pertunjukkan tari denok, ibu Dian Candra diminta untuk memberikan pidato. Ibu Dian Candra dalam pidatonya menerangkan bahwa beliau adalah salah satu dosen Unimus yang mendapat kesempatan dari pemerintah Indonesia sebagai pengajar Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing dan juga mengajarkan kebudayaan Indonesia. Dan karena itu beliau juga berkolaborasi untuk mempromosikan kebudayaan Indonesia tidak hanya dilingkup kelasnya saja tetapi juga di luar kelas, seperti di fakultas keperawatan ini. Karena tugas ibu Dian Candra adalah di fakultas Ilmu sastra dan Ilmu Sosial.
Kegiatan tari Aerobik Tradisional Indonesia ini sebenarnya direncanakan diadakan setiap hari minggu dan kamis jam 4-5 sore di asrama perawat, tetapi karena permintaan dari mahasiswa asing yang senang sekali untuk mempelajari tari tersebut, maka kegiatan tersebut diadakan sampai empat kali dalam seminggu antara 2-3 jam.
Di acara penutupan, tanggal 9 Desember kemarin, Ibu Dian Candra juga menarikan Tari tradidional dari Yogyakarta yaitu tari Yapong tetapi kali ini beliau menari dengan mahasiswa S2 fakultas keperawatan ,KKU, Ms. Tiara. Setelah itu mereka mengadakan evaluasi kegiatan dan memberikan hadiah kepada para peserta yang paling rajin dan paling bagus dalam menari. Slah satu peserta dari Kamboja, bernama Govinda berkata “Saya suka sekali dengan tari aerobik ini, saya belajar juga di kamar asrama saya, dan nanti jika saya pulang ke Kamboja saya akan mengajari tarian ini di kampus dan juga mengajari ibu saya, beliau pasti senang sekali”. Wah ternyata tari aerobik ini sangat disukai oleh orang asing. Jadi kita sebagai bangsa Indonesia juga harus bangga dan tidak boleh malu dengan budaya kita sendiri, harus tetap melestarikan kebudayaan kita.

 

Loading

Leave a Reply