Semarang | Selasa (31/1/2023) Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus) Kembali mengukuhkan Guru Besar Prof. Dr. Sridarmawati, M.Si, dalam Bidang Bioteknologi pada Program Pascasarja Unimus  yang  dikukuhkan langsung oleh Rektor (Prof. Dr. Masrukhi, M.Pd), Aula lantai 8 Gedung Kuliah Bersama II. Upacara pengukuhan dihadiri oleh Ketua Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah (Prof.Lincolin arsyad, M.Sc. Ph.D), Kepala LLDikti VI Jateng (Bhimo Widyo Andoko, S.H., M.H), PWM Jateng (Dr. KH. Tafsir, M.Ag), PWA Jateng (Dr. Hj. Umul Baroroh, M.Ag), Ketua, Sekretaris, dan Anggota Senat Unimus, Prof. Sofia Mubarika,  M.Med., Sc Ph.D, Prof.Dr.drg.Sudibyo,Sp.Perio(K), Prof. Dr. Endang Semiarti, M.S., M.Sc. serta Rektor dan Segenap Sivitas Akademika dilingkungan Unimus.

Prof. Dr. Sri Darmawati M. Si merupakan guru besar kedua yang dimiliki atau dilahirkan (internal) dari Unimus setelah Prof Dr Purnomo MEng. Sejumlah jabatan pernah diembannya di antaranya berbagai jabatan di tingkat Fakuktas Fikkes dan Universitas, Wakil Rektor I Bidang akademik. Saat ini menjabat Kaprodi S2 (Pascasarjana) TLM Unimus. Sedikitnya 34 publikasi internasional bereputasi dan nasional telah dihasilkannya, dengan H- Index 11 dan Google Schokar  13. Menurut SK Mendikbudristek Nabiel Makarim Dr Sri Dharmawati diangkat sebagai guru besar per 1 Oktober 2022 dengan angka kredit 869,98. 

Pidato Ilmiah yang disampaikan pada upacara pengukuhan berjudul “Pengembangan Alat Deteksi Cepat  Demam Tifoid Berbasis Faktor Virulensi Salmonella typhi” yang termasuk dalam bidang ilmu Bioteknologi. Tema tersebut dipilih karena biotekhnologi merupakan salah satu ilmu yang mempelajari dan  berkaitan dengan penerapan sistem biologis dan organisme pada proses teknis serta  industri untuk kesejahteraan manusia.

Selain itu juga dari judul yang diambil yakni “Pengembangan Alat Deteksi Cepat  Demam Tifoid Berbasis Faktor Virulensi Salmonella typhi” dipilih karena dalam dunia Kesehatan di dunia masih menghadapi dengan adanya demam tifoid atau sering disebut tipes, merupakan penyakit sistematis yang disebabkan oleh bakteri salmonella typhi. Infeksi yang terjadi dari bakteri ini pada saluran pencernaan dengan diawali masuknya bakteri pada Host melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi. Penyakt ini banyak terjadi pada daerah di sumber air dan sanitasi lingkungan yang kurang baik.

Penyakit demam tifoid ini masih menjadi masalah didunia, lebih dari 20 juta kasus terjadi setiap tahunnya, khususnya pada negara berkembang. Maka dari hal tersebut Prof. Dr. Sri Darmawati tergerak untuk membuat alat hasil dari penelitiannya untuk dapat bisa memberikan solusi deteksi dini pada penyakit tifoid tersebut.

“Syukur Alhamdulillah pada hari ini telah lahir Guru Besar dari Unimus, sehingga sudah tentu ini akan memperkuat kehidupan akademik di kampus Unimus, Ujar Prof, Masrukhi dalam sambutannya. Selain itu beliau juga menyampaikan bahwa dalam waktu dekat menargetkan Unimus akan melahirkan 3 Profesor baru lagi pada tahun (sedang proses pengajuan) yaitu Dr Budi Santosa, Dr Sri Rejeki dan Dr Samsudi Rahardjo segera turun SK Guru besarnya. “Sekaligus prestasi di bidang jabatan fungsional guru besar ini  bisa menjadikan 87 doktor yang saat ini dimiliki Unimus menjadi tergerak untuk menjadi guru besar. Juga 64 dosen yang sedang studi S3 atas biaya Unimus baik di dalam maupun luar negeri segera lulus dan mulai mengurus guru besar” imbuhnya.

Sementara itu, Prof. Dr. Sri Darmawati juga menyampaikan dengan dikukuhkan menjadi guru Besar ini bukan merupakan akhir dari segalanya melainkan awal dari amanah yang lebih besar. Sebagai dosen saya tetap harus berkarya dimana untuk mencerdaskan dan kemajuan anak bangsa, mahasiswa, Institusi baik bagi Unimus Khususnya, dan Muhammadiyah pada umumnya dan juga untuk Teknologi Laboratorium Medis se-Indonesia. Menambahkan menjadi guru besar dalam bidang bioteknologi Kesehatan Prof, Cicik (sapaannya) berharap dari jabatan fungsional yang diperoleh tersebut dapat dimanfaatkan dan dikembangkan oleh anak bangsa kususnya pada bidang yang memiliki latar belakang di Teknologi Laboratorium Medis.

 

Reportase Humas (tsb)

Loading

Leave a Reply