Sambutan dan pembukaan Dialog Interaktif oleh Rektor Unimus Prof. Dr. Masrukhi, M.Pd

Semarang Ι Unimus (11/10/2018) Kita sama-sama mengetahui bahwa tahun 2019 akan dilaksanakan Pemilihan Umum (Pemilu) serentak berupa Pemilihan Legislatif (Pileg) dan Pemilihan Presiden (Pilpres).  Semua komponen masyarakat Indonesia tentu harus mensukseskan pesta demokrasi lima tahunan untuk terwujudnya penyelenggaraan Pileg dan Pilpres  yang aman, damai, dan berkeadilan. Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus) sebagai salah satu bagian komponen bangsa bertekad mendukung Pemilu yang damai, mengedukasi dan bermartabat. Upaya tersebut di wujudkan dengan menggelar Dialog Interaktir “Membangun Karakter Bangsa, Mencegah Perpecahan NKRI Menuju Pemilu 2019 Aman dan Damai” pada Kamis (11/10/2018). Di gelar di Patra Semarang Hotel and Convention, dialog menampilkan empat pembicara yaitu Rektor Unimus, Prof. Dr. Masrukhi, Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jateng Dr. KH Rozikhan, M.Ag, Pimpinan Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Tengah sekaligus pengurus BNPT danjuga pengurus MUI Jateng Dr. KH. Fadlolan Musyaffa’, LC, MA,  serta Ketua Bawaslu Provinsi Jawa Tengah M. Fajar S.A.K. Arif, SH, MH.

Dari kiri: Moderator Dr. R. Djoko Setyo Hartono, Pengurus PWNU Jawa Tengah Dr. KH. Fadlolan Musyaffa’, LC, MA, Rektor Unimus, Prof. Dr. Masrukhi, Ketua Bawaslu Provinsi Jawa Tengah M. Fajar S.A.K. Arif, SH, MH serta Wakil Ketua PWM Jateng Dr. KH Rozikhan, M.Ag.

Dibuka oleh Rektor Unimus acara diikuti oleh 200 orang terdiri dari tokoh agama, tokoh masyarakat, perwakilan pondok pesantren, perwakilan BEM dan mahasiswa di kota Semarang, organisasi pemuda dan akademisi. Dalam sambutannya Prof. Masrukhi memaparkan bahwa Pemilu 2019 harus secara langsung dan damai. Semuanya komponen bangsa nanti harus bisa mendukung pelaksanaan Pemilu 2019 dengan sebaik-baiknya. “Diskusi yang di gelar agar mereka bisa mengekspresikan dirinya sebagai warga negara dan warga bangsa yang baik, tidak hanya berpartisipasi memberikan suara tetapi lebih jauh dapat mengedukasi masyarakat menjadi pemilih yang baik serta mengawal pelaksanaan Pemilu dengan sebaik-baiknya” papar Prof. Masrukhi. Dalam paparan materinya Prof. Masrukhi menyampaikan bahwa jika masyarakat Indonesia menjalankan kehidupan bermasyarakat bedasarkan Pancasila maka kedamaian akan terselenggara termasuk Pemilu aman dan damai dalam konstitusi, kehidupan beragama sudah dijamin. “Dari berbagai agama maka Pancasila menjadi titik temu, titik tuju negara Indonseia adalah masyarakat adil makmur berdasarkan Pancasila” tandasnya. Terkait  antisipasi adanya kampanye hitam, penyebaran berita hoax dan ujaran kebencian Rektor Unimus menandaskan ada dua hal yang dilakukan yaitu pertama dengan preventif melalui edukasi tentang bahaya hoax juga kampanye hitam serta kedua kampus selalu memantau akun-akun media sosial di kalangan mahasiswa.

Peserta Dialog interaktif Dr. Suprayogi dari Unnes bertanya kepada narasumber pada sesi diskusi

Sesi pertama diskusi dibuka oleh Wakil Ketua PWM Jateng Dr. KH Rozikhan, M.Ag memaparkan tentang “Keberagaman  Dalam Islam &  Pemilu Damai”.  “Mensikapi banyaknya keberagaman di masyarakat ada beberapa hal yang penting diperhatikan agar tercipta Pemilu damai antara lain tidak superior, tidak memaksa orang lain, tolong menolong dalam kebaikan, komunikasi beradab juga menghargai dan  menghormati” papar Dr. Rozikhan. Pembicara kedua Dr. KH. Fadlolan Musyaffa’, LC, MA memaparkan bahwa untuk meningkatkan partisipasi pemilih yang pertama kita harus memberikan wawasan kepada remaja agar mengikuti pesta demokrasi secara baik, jangan ‘golput’ karena golput artinya orang yang tidak  memiliki tanggung jawab sebagai warga negara. “Saat ini kita sedang mengalami “desintegrasi” yaitu di pecah belah, antara lain oleh kaum formalis yang berusaha memaksakan ideologi untuk dapat masuk kedalam ranah formalitas (ranah Pemilu). Apabila pemetaan atau pemakasaan tidak mampu masuk ke ranah formalitas maka akan menyebarkan berita hoax dan kekerasan atau revolusi. Maka desintegrasi harus dipecahkan dengan cara yang damai dicarikan solusi, agama bisa menjadi solusi karena agama apapun secara universal mengajarkan kepada kebaikan, kedamaian dan persaudaraan” tegas Dr. Fadlolan Musyafa’. “Kalau kita selesaikan dengan cara itu maka semuanya akan jadi lebih baik. Kita atas nama pemuka agama berbicara untuk menemukan titik temu dalam hal kedamaian, NKRI adalah titik temu dari agama yang ada di Indonesia. Semua agama harus menjaga kerukunan dan kedamaian, karena jika terjadi instabilitas maka mudah dipecah belah. Agama dan negara itu umpama mata uang tidak dapat dipisahkan” tambahnya.

Deklarasi Pemilu Damai 2019 oleh perwakilan tokoh agama, tokoh masyarakat, akademisi dan mahasiswa

Mengakhiri sesi diskusi Ketua Bawaslu Provinsi Jawa Tengah memaparkan bahwa  kegiatan Pemilu adalah upaya kegiatan untuk merawat Negara Kesatuan Republik Indonesia. “Kita semua diberi hak dan berdaulat untuk menentukan masa depan negara, Pemilu merupakan mandat konstitusi yang menjadi bagian kita semua” paparnya. “Sebagai bagian merawat demokratisasi Bawaslu melakukan pengawasan partisipasik. Melalui pengawasan partisipatik diharapan keterlibatan pemilih bukan hanya sekedar mencoblos saja. Yang di hindari adalah Politik berbiaya tinggi berupa politik uang sehingga kegiatan yang harus di upayakan adalah mengajak para pemilih atau individu yang peduli untuk menolak politik uang. Semua komponen masyarakat harus terlibat dalam mendukung Pemilih dengan menggunakan hak suara juga melakukan pengawasan terhadap adanya politik uang dan ada atau tidaknya kecurangan” tandasnya.

Penandatanganan deklarasi Pemilu Damai 2019 oleh perwakilan mahasiswa

Dipandu oleh moderator Dr. R. Djoko Setyo Hartono sesi presentasi di akhiri dengan diskusi yang cukup interaktif sampai pukul 12.30 WIB. Dialog Interaktif ditutup dengan deklarasi Pemilu 2019 “Damai, Mengedukasi dan Bermartabat” oleh perwakilan beberapa unsur dari tokoh agama, tokoh masyarakat, akademisi juga mahasiswa diwakili Drs. H. Musman Tholib, M, Ag (Muhammadiyah), Sania Aini (NU), Dr. Suprayogi (unsur Dosen), H. M. Najih Murod (perwakilan pesantren) dan Luthfiana Kartika Dewi (Unsur Mahasiswa). Deklarasi di ikuti oleh seluruh peserta Dialog Interktif. Melalui deklarasi peserta Dialog Interaktif menyuarakan janji menjaga keutuhan NKRI; menciptakan yang amai, mengedukasi dan bermartabat dalam rangka mewujudkan kedaulatan pemilih; melaksanakan Pemilu tanpa Hoax, Politisasi Uang dan SARA, serta: tunduk dan patuh terhadap hukum yang berlaku.

Reportase UPT Humas & Protokoler

Loading

Leave a Reply