UNIMUS ǀ Semarang, Kamis (14/04/2016) Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus) merintis kerjasama bersama 15 PTM-PTN denganCollege of Public Health Sciences – Chulalongkorn University. Penandatanganan MoU dihadiri oleh Rektor Unimus (Prof. Dr. Masrukhi, M.Pd.), Dekan FKM (Mifbakhuddin, SKM., M.Kes.), dan jajaran pimpinan di lingkungan Unimus. Hadir mewakili Chulalongkorn University, Assoc. Prof. Prathurng Hongsranagon, Ph.D., M.P.H., sekaligus mengawali kerjasama dengan FKM Unimus dengan menjadi keynote speaker dalam Kuliah Umum yang diselenggarakan. Mengambil topik ”Health Literacy Transfer as Patient-centered Initiative Focus”, dengan bahasan “The Role of Village Health Volunteers (VHVs) in Thailand’s Health System”. Kuliah umum dilaksanakan di Auditorium Garuda Bapelkes Semarang dan dihadiri oleh Dr. Ema Rahmawati (Ketua AIPTKMMI). Memorandum of Understanding Signing Ceremony and Expert Lecture dibuka oleh Rektor Unimus (Prof. Dr. Masrukhi, M.Pd).

rektor unimus
rektor unimus

Selain Unimus, penandatanganan diikuti pula oleh 12 Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) dan 3 Perguruan Tinggi Negeri (PTN), yaitu Universitas Ahmad Dahlan, UHAMKA, Universitas Muhammadiyah Aceh, Universitas Muhammadiyah Bengkulu, Universitas Halu Oleo, Stikes Kapuas Raya Sintang, Universitas Muhammadiyah Pontianak, Stikes Muhammadiyah Samarinda, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Universitas Muhammadiyah Palu, Universitas Negeri Sebelas Maret, Universitas Muhammadiyah Jakarta.

Penyampaian paparan oleh Assoc. Prof. Prathurng Hongsranagon, Ph.D., M.P.H
Penyampaian paparan oleh Assoc. Prof. Prathurng Hongsranagon, Ph.D., M.P.H

Ketika Kuliah Umum berlangsung semua peserta memperhatikan apa yang disampaikan oleh Assoc. Prof. Prathurng Hongsranagon, Ph.D., M.P.H., sehingga usai pemaparan antusias para peserta untuk bertanya sangat besar. Salah satunya adalah “apa yang harus kita lakukan jika pendidikan Kesehatan bertentangan dengan budaya lokal”, jawaban yang dapat ditarik adalah di Muhammadiyah seharusnya membuat buku tentang pendidikan kesehatan diperuntukkan untuk siswa-siswi SD, SMP, dan SMA. Karena Muhammadiyah memiliki prinsip berkemajuan maka dari itu pendidikan kesehatan dapat diberikan sejak dini. Hasil MoU ini merupakan sebuah tantangan bagi Unimus khususnya, karena MoU ini tidak hanya sebatas tanda tangan dalam kertas melainkan sustainable (berkelanjutan). Masukan yang dapat diberikan untuk Unimus adalah terselenggaranya tim kesehatan di mana di dalam tim tersebut terdapat berbagai konsentrasi jurusan, seperti FKM, Ilmu Gizi, dan FK bersatu untuk menangani masalah kesehatan yang ada sekarang ini.

2Close Statement disampaikan oleh Alumni Public Health of Chulalongkorn University dengan memaparkan berbagai keunggulan di Chulalongkorn University, di antaranya adalah Support System yaitu akses internet di sana lebih mudah dan lebih terstruktur, kemudian perbedaan sistem SKS perkuliahan di Thailand dan di Indonesia adalah SKS mata kuliah di Thailand lebih banyak daripada SKS mata kuliah di Indonesia, contohnya 36 SKS di Thailand hanya 5 mata kuliah sedangkan di Indonesia bisa lebih dari 5 mata kuliah. Sehingga pengetahuan satu mata kuliah di Thailand jauh lebih mendalam, karena jumlah mata kuliah yang sedikit namun SKS banyak sedangkan di Indonesia sebaliknya.

3Sebelum Kuliah Umum ditutup, Assoc. Prof. Prathurng Hongsranagon, Ph.D., M.P.H. memaparkan satu video yaitu “Ministry of Public Health Chulalongkorn University”.

(Sumber: UKM Komunikasi dan UPT Humas & JIPC)