Semarang | bertempat di Aula lantai 8 Gedung Kuliah Bersama (GKB) II, Rektor Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus) Prof. Dr. Masrukhi, M.Pd., menerima sejumlah 64 peserta Mahasiswa Inbound pada Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) Batch III. Puluhan mahasiswa ini berasal dari luar pulau jawa dan dari berbagai perguruan tinggi di wilayah Aceh, Kalimantan Timur, Sumatra Utara, Gorontalo hingga Kupang. Hadir dalam kegiatan tersebut Wakil Rektor I (Dr. Budi Santosa, M.Si., Med.), Deputi Kerjasama dan Rancangan Pengembangan (M. Yususf., Ph.D) Dekan serta kepala Program Studi di Lingkungan Unimus.

Adapun beberapa Perguruan Tinggi tersebut diantaranya Uiversitas Muhammadiyah Kalimantan Timur, Universitas Bosowa Makassar, Sulawesi Selatan, Universitas Muslim Nusantra Al-Washliyah, Universitas Negeri Gorontalo, Universitas Teuku Umar, Universitas Mina Mangsa Getsempena, Universitas Muhammadiyah Aceh, Universitas Nusa Cendana Kupang, dan Universitas Muhammadiyah Gorontalo. Adapun sebaran mahasiswa pertukarang di berbagai prodi yang ada di Unimus diantaranya S1 Kesehatan Masyarakat, S1 Pendidikan Matematika, S1 Keperawatan, S1 Akuntansi, S1 Pendidikan Bahasa Inggris, S1 Teknik Mesin dan S1 Sasgtra Inggris.

Kegiatan Pertukaran Mahasiswa Merdeka ini selain sebagai Ajang mempertemukan insan akademi dari berbagai wilayah, juga merupakan langkah Kemendikbudristek mengajak mahasiswa mengenal keanekaragaman adat, budaya dan kesenian Nusantara, khususnya yang ada di pulau jawa. “Kedatangan kami di Kota Semarang mendapat sambutan begitu hangat. Mahasiswa  menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam termasuk tertarik mempelajari ragam budaya di Tanah Jawa,”tutur mahasiswa asal Aceh M. Hamka sebagai Ketua Adat.

Menyampaikan sambutannya Rektor Unimus (Prof. Dr. Masrukhi, M.Pd) berkata sebagi tuan Rumah Unimus akan memastikan peserta PMM yang dari berbagai pulau ini akan menerima banyak ilmu dan pengetahuan mendalam dengan mengikuti program pertukaran mahasiswa. “Mahasiswa nantinya juga diajak menjelajahi banyak tempat eksotik.Tidak hanya di Jateng melainkan hingga ke  Yogyakarta, contohnya dengan mengunjungi Candi Borobudur yang sudah kesohor sebagai situs keajaiban dunia,”tuturnya.

Diakui dengan adanya kebijakan pertukaran mahasiswa  ini mendorong mahasiswa aktif dan mendapatkan pengalaman luas untuk memperkuat persatuan dalam keberagaman. Prof. Masrukhi juga menyatakan perlunya mahasiswa dari Jawa mengetahui ragam budaya dan kesenian yang ada di luar pulau. Banyak sekali tempat eksotis di kawasan seberang lautan yang seharusnya dikunjungi dan dipelajari.

Loading

Leave a Reply