Semarang | Kesehatan merupakan investasi untuk mendukung pembangunan ekonomi. Pembangunan kesehatan harus dipandang sebagai suatu investasi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pembangunan kesehatan pada hakekatnya merupakan upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat ditentukan oleh kesinambungan antar-upaya program dan sektor, serta kesinambungan dengan upaya-upaya yang telah dilaksanakan dalam periode sebelumnya.

 

Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Jateng, dr Joko Mardijanto M.Kes dalam seminar nasional keperawatan yang digelar Program Pendidikan Profesi Ners, Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan (FIK-KES) Universitas Muhammadiyah Semarang (UNIMUS) pada Sabtu, 7 April 2018 di Quest Hotel Semarang.

Program Indonesia Sehat dilaksanakan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dengan penguatan 3 pilar utama, yaitu : 1) mewujudkan paradigma sehat; 2) penguatan pelayanan kesehatan; 3) Jaminan Kesehatan Nasional. Salah satu upaya untuk mengintegrasikan ke 3 pilar tersebut dilakukan melalui Pendekatan Keluarga dan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) untuk mencapai keluarga sehat. Upaya pencapaian prioritas pembangunan kesehatan tahun 2015-2019, dalam program Indonesia Sehat, dilaksanakan segenap potensi yang ada. Termasuk pembangunan kesehatan, dimulai dari unit terkecil dari masyarakat, yaitu keluarga. Demikian yang disampaikan oleh Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Jateng, dr Joko Mardijanto M.Kes dalam seminar nasional keperawatan yang digelar Program Pendidikan Profesi Ners, Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan (FIK-KES) Universitas Muhammadiyah Semarang (UNIMUS) pada Sabtu, 7 April 2018 lalu di Quest Hotel Semarang.

“Pada saat ini perawat komunitas sedang menjadi trend, untuk mendorong perilaku hidup sehat. Dikarenakan berapapun biaya yang disediakan oleh pemerintah, termasuk melalui JKN atau BPJS Kesehatan tidak akan cukup apabila perilaku atau gaya hidup dari masyarakat tidak bisa diperbaiki,” paparnya.

Ditegaskan Joko bahwa untuk mencapainya perlu dibangun kesadaran gaya hidup sehat dari sisi hulu, yakni keluarga. Puskesmas sendiri merupakan unit organisasi pelayanan kesehatan terdepan yang mempunyai misi sebagai pusat pengembangan pelayanan kesehatan, yang melaksanakan pembinaan dan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu untuk masyarakat yang tinggal di suatu wilayah kerja tertentu. Oleh karenanya, pendekatan keluarga merupakan salah satu cara Puskesmas untuk meningkatkan jangkauan sasaran dan mendekatkan atau meningkatkan akses pelayanan kesehatan. Caranya dengan mendatangi keluarga, yang ada di wilayah kerjanya.

Dijelaskan pula bahwa program Indonesia Sehat dengan pendekatan keluarga sangat baik, dalam meningkatkan akses kesehatan terutama bagi masyarakat yang jauh dari fasilitas kesehatan. “Puskesmas tidak hanya menyelenggarakan pelayanan kesehatan di dalam gedung saja melainkan juga keluar gedung dengan cara mengunjungi masing-masing keluarga, tambah Joko.

 

Dewan Pakar IPKKI Dra. Junaiti Sahar S.Kp M.App Ph.D serta Nursing Center Dinas Kesehatan Kota Depok Ns. Siti Syamsiah S.Kep, M.Kes. turut hadir mengisi kegiatan seminar

Selain Joko sebagai keynote speaker dalam seminar yang mengusung tema “Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga dalam Perspektif Perawat Komunitas” tersebut juga menghadirkan dua pembicara lain. Mereka yakni Ketua Dewan Pakar IPKKI Dra. Junaiti Sahar S.Kp M.App Ph.D serta Nursing Center Dinas Kesehatan Kota Depok Ns. Siti Syamsiah S.Kep, M.Kes. turut hadir membuka kegiatan tersebut ketua program pendidikan Ners Unimus, Heryanto Adi Nugroho, Ns SKp., M.Kep., Sp.Kom,MCH.

Reportase UPT Humas dan keprotokoleran

Loading