Semarang│(15/11/2018), Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus) menggelar wisuda ke-29 bertempat di Merbabu Ball Room PRPP Jawa Tengah. Wisuda diawali dengan rapat senat terbuka yang dipimpin oleh Ketua Senat sekaligus Rektor Unimus Prof. Dr. Masrukhi, M.Pd. Wisuda ke-29 meluluskan 1.198 lulusan, terdiri dari 208 lulusan profesi (ners dan dokter), 332 lulusan program sarjana, 333 lulusan program Diploma IV dan 335 lulusan program Diploma III. Turut hadir dalam wisuda ini, Prof. Lincolin Arsyad, M.Si, PhD (Ketua Majelis Dikti Litbang Pimpinan Pusat Muhammadiyah), Prof. Dr. Dwi Yuwono Puji Sugiharto, M.Pd., Kons (Kepala Lembaga Layanan Dikti Wilayah VI Jawa Tengah), Drs. K.H. Musman Tholib, M.Ag (Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah), Dr. Ummul Baroroh (Ketua Pimpinan Wilayah A’isyiyah Jawa Tengah), Badan Pembina Harian Unimus serta tamu undangan dari kalangan pejabat sipil dan militer, pimpinan organisasi profesi, pimpinan institusi pendidikan, instansi pemerintah, swasta dan perbankan.
Melalui laporan Wakil Rektor I Unimus Dr. Sri Darmawati, M.Si disampaikan bahwa wisuda ke-29 diikuti oleh wisudawan dari 8 fakultas dan 22 program studi. Diantara para wisudawan tersebut, terpilih 15 wisudawan terbaik Universitas yaitu Octaviana Dewi Wulandari (S1 Kesehatan Masyarakat) dengan IPK 3.81; Ayub Hanan Yanottama (S1 Statistika) dengan IPK 3.82; Alfiana Rahmawati (S1 Pendidikan Matematika) dengan IPK 3.92; Tin Rosidah (S1 Pendidikan Kimia) dengan IPK 3.79; Rizky Putra Nugraha (S1 Teknik Mesin) dengan IPK 3.46; Khalil Patriot Khamza (S1 Manajemen) dengan IPK 3.64; Evita Cahya Ramadani (D3 Keperawatan) dengan IPK 3.70; Miftah Istiqomah (D3 Gizi) dengan IPK 3.92; Restuning Tyas (D3 Analis Kesehatan) dengan IPK 3.93; Valentina Siska Anggara (D3 Kebidanan) dengan IPK 3.56; Tatut Mindhumalid (D4 Analis Kesehatan) dengan IPK 3.77; Bella Maulia Indah Kurniawati (S1 Ilmu Keperawatan) dengan IPK 3.63; Mia Angelina Annur Fatin (S1 Ilmu Gizi) dengan IPK 3.74; Riqfi Fauzan Hakim (S1 Kedokteran) dengan IPK 3.21; serta Septi Duvasti Kurnia IIIahi (S1 Kedokteran Gigi) dengan IPK 3.47. Wakil Rektor I Unimus menambahkan di akhir tahun 2018 ini Unimus memperoleh amanah untuk mengelola 25 program studi yang meliputi program studi Diploma III, Diploma IV, Sarjana, Profesi, dan Magister.
Mengawali sambutannya Prof. Masrukhi meminta para wisudawan, orang tua dan undangan mendoakan dua mahasiswa Unimus yang telah meninggal yaitu almarhum dr. Muhammad Wijanarko yang meninggal beberapa hari menjelang angkat sumpah dokter dan almarhumah Izza Afkarina Al Fitriyah mahasiswa D3 Keperawatan yang meninggal saat semester tiga. Kedua orang tua almarhum dan almarhumah hadir pada prosesi wisuda ke-29, menambah haru suasana. Rektor Unimus Prof. Masrukhi melalui sambutannya juga menyampaikan ucapan selamat kepada para wisudawan yang telah menuntaskan studinya di Unimus juga kepada para orangtua dan wali wisudawan yang telah mempercayakan Unimus sebagai institusi pendidikan bagi para putra-putrinya. Rektor berpesan agar lulusan menjadi kader ilmu dan agama serta kader pembangunan di masyarakat. Rektor juga menyampaikan beberapa pencapaian Unimus. “Saat ini kami juga telah disetujui untuk membuka program studi baru yaitu program S2 Sains Laboratorium Medik, menjadi program yang pertama di Indonesia, program S1 Teknologi Informasi dan program Profesi Bidan. Kami juga tengah mempersiapkan berdirinya program S2 Ilmu Keperawatan. Oleh karena itu kami mohon dukungan dan doa hadirin sekalian” tandas Rektor. Di akhir sambutannya Rektor memaparkan prestasi internasional yang di raih oleh Aries Susanti Rahayu mahasiwa S1 Manajemen yang berprestasi di cabang olah raga panjat tebing dengan meraih 2 medali emas dalam Asian Games 2018 dan meraih 4 medali emas pada kejuaraan dunia di China pada Oktober lalu.
Kepala LLDikti Wilayah VI Jawa Tengah dalam sambutannya yang mengapresiasi kemajuan yang diperoleh Unimus. Menurutnya Unimus telah menjalankan Tridarma perguruan tinggi dengan taat azas, acuntable, berprestasi dan bereputasi. “Semoga prestasi dan reputasi Unimus terus meningkat, LLDikti Wilayah menyandarkan harapan agar dua tahun mendatang Unimus dapat menyandang akreditasi perguruan tinggi (AIPT) dengan predikat A” tambah Prof. DYP. “Unimus merupakan PTS yang keberadaannya di payungi oleh UU nomer 12 tahun 2012 tentang pendidikan tinggi yang salah satu butir pasalnya menyebutkan bahwa tidak ada dikotomi atau perbedaan antara PTN dan PTS. Yang membedakan mutu lulusan perguruan tinggi adalah peringkat akreditasinya. Dunia kerja tidak pernah menanyakan lulusan universitas mana namun menanyakan lulusan dari program studi atau universitas dengan peringkat akreditasi apa. Bersyukur karena Unimus baik institusi maupun program studinya telah terakreditasi dan memenuhi syarat untuk berkompetisi di dunia. kedua perlu bersyukur saat ini ijazah lulusan Unimus sudah bernomor ijazah nasional, maknanya ijazah memiliki nomor resmi dari Kemenristekdikti sehingga tidak perlu lagi di legalisasi karena keabsahanannya di dapat di verifikasi secara online” tambahnya. Kepada wisudawan Prof. DYP juga memesankan beberapa hal. “Setelah di wisuda kampus Saudara akan berpindah di kampus kehidupan, kampus dunia kerja dengan tingkat populasi, tingkat kompetisi lebih ketat dibanding kondisi kampus. Bekal di kampus harus di tambah dengan bekal ketrampilan lain. Pertama jangan pernah merasa rendah diri karena Saudara lulusan PTS. Kedua setelah di wisuda harus harus mempersiapkan amunisi lebih banyak lagi untuk melengkapi ijazah sebagai bahan berkompetisi” pesan Prof. DYP. Prof DYP menegaskan lulusan menganggur bukan karena IPK rendah, bukan karena lulusan PTS atau bukan karena tidak ada pekerjaan. “Lulusan menganggur karena permasalahan mental yaitu bermental sebagai penumpang yang selalu menunggu, ‘mengantuk’ dan ‘tertidur’. Oleh karena itu lulusan harus bermental sebagai driver, jadikan ijazah sebagai kendaraan yang tahu tujuan yang akan di capai” tandasnya.