Semarang | Pendidikan AIK (Al-Islam Kemuhammadiyahan) merupakan salah satu kompnen penting dalam system pembelajaran yang harus diberikan di perguruan tinggi atau universitas khususnya di lingkungan Universitas Muhammadiyah Semarang ( Unimus) untuk membentuk karakter mahasiswa yang unggul, bukan hanya dalam bidang pengetahuan dan teknologi tapi juga berkarakter Islami yang merupakan salah satu Visi Misi Unimus terutama pada pendidikan Islam Kemuhammadiyahan. Oleh karena itu Lembaga Studi Al Islam dan Kemuhammadiyahan (LSIK) Unimus menyelenggarakan workshop penyusunan kurikulum Al-Islam dan Kemuhammadiyahan pada tanggal 5 – 6 April 2018, kegiatan yang diselenggarakan selama dua hari tersebut merupakan impian LSIK untuk melakukan peninjauan AIK yang telah berjalan sejak tahun 2012 dimana merupakan kurikulum yang pendidikan yang harus dikembang. Workhsop dihadiri oleh wakil Rektor bidang kemahasiswaa ( Drs. Samsudi Raharjo., ST. MM), Dekan, Kepala LSIK (Rohmat Suprapto, S.Ag., M.Si) dan Tim Penyusun yang terdiri dari Kaprodi dan Dosen di lingkungan Unimus.
“Berbicara mengenai AIK berarti berbicara tentang Ruh atau nyawa dalam suatu hal yang mengendalikan segala sesuatu yang berada di persyarikatan Muhyammadiyah yang tentunya harus diperbaharui dan sebagai ilmu untuk menunjang berkembangnya Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki keunggulan tidak hanya dalam aspek kecerdasan intelektual dan ketrampilan dalam mengelola sesuatu hal, tapi juga memiliki kecerdasan dalam aspek spiritual yang diimplementasikan dalam kehidupan persyarikatan, keummatan, kebangsaan” ungkap Kepala LSIK Unimus. “Agama merupakan hal yang penting dalam melakukan segala hal, semakin baik agama makan baiklah semua hal yang dilakukan, selain itu pendidikan agama dapat dijadikan sebagai tolak ukur yang mendasari dalam meberikan pendidikan kepada mahasiswa untuk membentuk pribadi yang berkarakter Islami dan berakhlak mulia dalam berperilaku” imbuh Wakil Rektor bidang kenmahasiswaa.
