Sambutan Rektor Unimus Prof. Dr. Masrukhi dalam Munas Aslama

Semarang│(23/11/2018) jadi tuan rumah Musyawarah Nasional Asosiasi Pengelola Asrama Muhammadiyah (ASLAMA) Perguruan Tinggi Muhammadiyah A’isyiyah (PTMA) Se-Indonesia pada 23-25 November 2018. Digelar di Hotel Getz Semarang pembukaan Munas dihadiri oleh Ketua Majelis Diktilitbang Muhammadiyah Prof. H. Lincolin Arsyad, M.Sc., Ph.D, Rektor Unimus Prof. Dr. Masrukhi, Majelis Tabligh PP Muhamadiyah, Majelis MPK PP Aisiyah, beberapa dewan penasehat Pondok Pesantren Putri Sahlan Rosjidi Unimus serta tamu undangan lain dari jajaran pimpinan di Unimus. Dilaporkan oleh Rohmat Suprapto, M.Si selaku ketua panitia yang juga menjadi sekretaris Aslama sekaligus Direktur Ponpes Putri Unimus kegiatan diikuti oleh 57 utusan dari 38 asrama PTMA se-Indonesia. “Delegasi yang hadir terdiri dari Rektor, Wakil Rektor bidang kemahasiswaan, Direktur dan Pembantu Direktur Asrama Mahasiswa PTMA se-Indonesia. Ada beberapa kegiatan yang dilaksanakan dalam Munas yaitu seminar tentang pengelolaan Rusunawa, paparan Based Practice pengelolaan Rusunawa, sidang komisi dan evaluasi program kerja Aslama 2016-2018, pemilihan kepengurusan baru dan kunjungan ke Ponpes Putri Unimus” papar Rohmat.

Prof. H. Lincolin Arsyad, M.Sc., Ph.D selaku ketua Diktilitbang Muhammadiyah membuka acara Munas

Hadir untuk membuka acara Munas pada Jum’at (23/11) adalah Prof. H. Lincolin Arsyad, M.Sc., Ph.D selaku ketua Diktilitbang Muhammadiyah. Dikemukakan oleh Prof. Lincolin bahwa asrama merupakan wahana kaderisasi, asrama bukan hanya tempat tidur dan tempat makan namun juga tempat makan rohani. “Kita harapkan dari asrama akan lahir kader-kader bangsa yang tangguh. Pengurus asrama harus menyiapkan kurikulum dan pengelolaan yang baik. Asrama PTMA harus meniru yang baik dari pengelolaan asrama di luar negeri, bisa di booming-kan tagline asrama sebagai ‘tempat penyemaaian pemimpin-pemimpin Indonesia’. Asrama bisa menjadi ajang untuk pengembangan nilai-nilai positif termasuk nilai-nilai nasionalisme” papar Prof. Lincolin. “Masing-masing asrama harus juga memiliki keunikan sendiri dan mengembangkan keunikannya sebagai suatu keunggulan” tambahnya.

Sementara itu Rektor Unimus Prof. Masrukhi menambahkan bahwa di Unimus asrama berubah fungsi juga menjadi Pondok Pesantren Putri yang mendidik santriwati tahun pertama studi selama setahun. “Ponpes putri / asrama putri Unimus bukan hanya sekedar tempat tinggal namun juga sebagai tempat pembinaan nilai keIslaman, nasionalisme dan juga pembinaan untuk dapat meraih prestasi sebaik-baiknya. Pembinaan tersebut meliputi pembiasaan sholat berjamaah, puasa sunah, kajian bahasa Arab, kajian Al-Qur’an hadis dan pembinaan minat bakat yang disesuaikan dengan irama perkuliahan” papar Rektor. “Asrama memiliki keterbatasan daya tampung, oleh karena itu kita sedang merancang pembangunan Apartemen mahasiswa dengan daya tampung 1.200 orang. Apartemen ini anak dibangun mulai Januari 2018 dan akan di kembangkan juga menjari pesantren. Harapannya mulai tahun 2019 seluruh mahasiswa baru Unimus bisa tinggal di asrama untuk mendapat pembinaan intensif” tandas Prof. Masrukhi. Ditambahkan juga oleh Direktur Aslama Ghoffir Muhammad, S.Ag, M.Si bahwa asrama mahasiswa harus menjadi kawah candradimuka bagi para pemimpin Islam dan pemimpin bangsa masa depan. “Jangan sampai Perguruan Tinggi tidak menelurkan para pemimpin masa depan. Mereka di gembleng di asrama untuk menghasilkan berbagai keunggulan dan kebaikan. Melalui munas pengelola asrama akan belajar pengembangan juga penerapan karakter Islam dan karakter nasionalisme, karena asrama tidak hanya memupuk solidaritas keislaman tapi juga merekatkan bangsa” tambahnya.

Sumber UPT Kehumasan& Protokoler

Loading

Leave a Reply