Dekan FT Unimus Dr. RM Bagus Irawan memberikan sambutan

Semarang Ι (13/07/2018) Targetkan internasionalisasi Fakultas Teknik (FT) Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus) hadirkan guru besar teknik dari King Saud University. Hadir dalam “visiting profesor” tersebut adalah Prof. Dr. Anton Satrio Prabuwono, PhD dari Department of Information Technology, Faculty of Computing and Information Technology in Rabigh – King Abdulaziz University, Saudi Arabia. Prof. Anton hadir memberikan materi tentang “Industry 4.0: Artificial Intelligence (AI) And Its Applications” pada mahasiswa teknik mesin dan teknik elektro.

Prof. Dr. Anton Satrio Prabuwono, PhD memaparkan materi Artificial Intellegent

Professor Dr. Anton Satrio Prabuwono merupakan pakar Artificial Intelligence (AI) atau Kecerdasan Buatan yang berkiprah di King Abdulaziz University, Arab Saudi dan Universiti Kebangsaan, Malaysia.  Beliau dihadirkan untuk memberikan kuliah tamu sekaligus memacu motivasi para mahasiswa Unimus. Tak kurang 200 orang hadir dalam visiting profesor yang di gelar di aula NRC Unimus pada Jum’at (13/7/2018). Dekan FT Dr. Bagus Irawan dalam sambutannya mengatakan bahwa saat ini FT sudah mulai mendunia dengan dengan adanya  mahasiswa asing juga banyak karya dosen yang telah di publikasi di jurnal intenasional, bahkan ada mahasiswa yang melakukan program dual degree di Korea. “Melalui kegiatan ini semangat internasionalisasi dan mutu mahasiswa untuk bisa bersaing secara luas semakin dapat dioptimalkan” paparnya.

Mahasiswa FT Unimus dari dalam dan luar negeri menyimak paparan materi oleh Prof. Anton

“Saya bangga, forum ini dihadiri banyak orang bahkan ada beberapa mahasiswa asing. Selama saya memberikan kuliah umum baru kali ini ada mahasiswa asing yang ikut jadi peserta Semoga kedatangan saya bisa memotivasi teman-teman untuk berprestasi lebih jauh ke tingkat dunia,” kata Prof. Anton di sela paparannya. Prof. Anton menekankan, hampir semua bidang industri kini ‘dirambah’ AI. Baik yang sudah diterapkan maupun yang masih dalam riset dan pengembangan. “Selain manufactur, juga di perbankan, layanan jasa, bidang kesehatan, juga di entertainment. Semuanya dirambah Artificial Inteligent, untuk efisiensi waktu maupun biaya. Yang perlu di tekankan robot itu fungsinya membantu manusia, bukan menggantikan manusia,” katanya. Lalu bagaimana tantangan dunia Artificial Inteligent? Dikatakan oleh profesor kelahiran Brebes, Jawa Tengah ini, masih sangat luas tantangan ke depan. Misalnya saja, ia mencontohkan soal ‘natural expression’ atau bagaimana merancang agar robot juga bisa memunculkan ekpresi natural“

Reportase UPT Humas dan Protokoler

 

Loading